1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Indonesia Luncurkan Program Digitalisasi Pertanian

10 Juli 2018

Platform digital yang dikembangkan PT Telkom diharapkan bisa membantu petani meningkatkan hasil panen, mempermudah penjualan dan menerapkan metode bercocok tanam yang lebih modern.

https://p.dw.com/p/317ff
Indonesien Frauen sortieren Reissetzlinge an den Reisterrassen von Jatiluwih
Foto: Imago/Blickwinkel

Pemerintah meluncurkan proyek "digitalisasi" pertanian di Jawa Barat yang diyakini bakal meningkatkan hasil panen padi sebanyak setidaknya 20 persen. Proyek ini sedang diujicoba terhadap ribuan petani di sembilan kabupaten.

"Tujuannya mentransformasi pertanian yang saat ini masih tradisional agar menjadi lebih modern dan mendidik petani menjadi pengusaha agrobisnis," kata Wahyu Kuncoro, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi di Kementerian BUMN.

Menurut catatan pemerintah, kapasitas produksi beras nasional menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu rata-rata hasil panen juga menurun menjadi 5,15 ton padi per hektar pada 2017, dari 5,34 ton per hektar pada 2015. Tahun ini pemerintah mengimpor 1 juta ton beras untuk membantu menjaga fluktuasi harga di pasar domestik.

Platform Digital

Saat ini PT Telekomunikasi Indonesia dikabarkan telah mengembangkan platform digital yang mengumpulkan data dari petani dan lahan pertanian, serta menggunakannya untuk mempercepat proses distribusi pinjaman lunak bagi petani dan aplikasi asuransi pertanian. Daerah yang ikut serta dalam ujicoba digitalisasi ini adalah Kabupaten Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.

Seperti dilaporkan Kompas, aplikasi racikan Telkom bisa dipakai buat mengakses layanan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di empat masa tanam; yakni pra tanam, tanam, pasca panen, dan panen. Platform ini nantinya juga akan memiliki pasar digital, di mana petani bisa memesan pupuk atau menjual hasil panennya secara online.

Kementerian BUMN juga mengklaim akan membangun kantor perwakilan di sembilan Kabupaten untuk melatih petani memahami metode pertanian modern, memfasilitasi distribusi langsung pupuk dan kelengkapan pertanian, serta penjualan ke Badan Urusan Logistik atau Bulog. Semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin mudah memprediksi hasil panen di masa depan, kata David Bangun, Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom.

"Jika model ini terbukti bermanfaat buat petani, kami akan menggunakannya untuk sentra produksi lain di seluruh negeri," kata Kuncoro. Ia juga menambahkan proyek digitalisasi ini juga bisa diterapkan di sektor pertanian lain.

rzn/hp (reuters)