1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanEropa

Inggris Cabut Pembatasan COVID-19, Austria Cabut Lockdown

27 Januari 2022

Pemerintah Inggris mencabut aturan pembatasan COVID-19 setelah booster vaksinasinya berhasil mengurangi penyakit serius dan rawat inap. Sementara, Austria mencabut aturan penguncian bagi mereka yang tidak divaksinasi.

https://p.dw.com/p/468mu
Inggris
Kini, siapapun yang berada di Inggris tidak lagi terikat oleh persyaratan hukum izin COVID-19 untuk masuk ke area publik Foto: Hasan Esen/AA/picture alliance

Pemerintah Inggris mencabut pembatasan virus corona dan masker wajib, mulai Kamis (27/01), setelah peluncuran booster vaksinasinya berhasil mengurangi penyakit serius dan rawat inap COVID-19. 

Kini, siapapun yang berada di Inggris, tidak lagi terikat oleh persyaratan hukum izin COVID untuk masuk ke area publik seperti klub malam dan tempat-tempat besar lainnya. Saran bekerja di rumah juga dihapus oleh pemerintah, termasuk panduan masker di ruang kelas.

Pemerintah Inggris pada awal Desember 2021, telah melakukan langkah-langkah yang disebut "Rencana B”, untuk menghentikan penyebaran cepat varian omicron dan sebagai upaya mengulur waktu agar penduduk bisa penerima suntikan vaksin booster.

Menteri Kesehatan, Sajid Javid mengatakan, peluncuran vaksin pemerintah, termasuk pengujian dan pengembangan perawatan antivirus digabungkan, untuk membuat "beberapa pertahanan terkuat di Eropa,”, sebagai kemungkinan "kembali dengan hati-hati” ke keadaan normal. 

Sajid kembali menambahkan, "saat kita belajar untuk hidup dengan COVID, kita perlu melihat dengan jelas bahwa virus ini tidak akan hilang,” Sementara infeksi terus turun, pejabat kesehatan mengatakan, bahwa kasus omicron masih umum di seluruh negeri, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua. 

Para pejabat mengatakan, bahwa hampir 84 persen orang berusia di atas 12 tahun di Inggris telah menerima dosis vaksin kedua, dan dari persentase tersebut, ada 81 persen yang memenuhi syarat dan sudah menerima suntikan booster. 

Saat ini, jumlah orang yang berada di perawatan intensif atau ke rumah sakit, menunjukkan tren kasus harian menurun, menjadi di bawah 100.000 selama beberapa hari terakhir, dari puncaknya sempat mencapai 200.00 kasus pada tahun baru.

Perdana Menteri, Boris Johnson mengatakan, pekan lalu terjadi lonjakan infeksi omicron "sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional,” 

Jhonson menjelaskan, bahwa ia akan mengeluarkan panduan atau saran baru bagi mereka yang terinfeksi untuk berhati-hati, dari persyaratan hukum sebelumnya harus mengisolasi diri selama lima hari penuh. 

Pejabat kesehatan mengatakan sudah merencanakan strategi pasca pandemi jangka panjang yang memperlakukan COVID-19 lebih seperti flu. 

Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara yang membuat aturan kesehatan masyarakatnya sendiri, juga telah melonggarkan pembatasan virus mereka. 

Austria cabut penguncian khusus bagi yang tidak divaksinasi

Sementara itu, di Austria, penguncian untuk mereka yang tidak divaksinasi akan dicabut meskipun angka infeksi melonjak.

Kanselir Austria, Karl Nehammer pada Rabu mengumumkan penguncian khusus untuk orang yang tidak divaksinasi akan berakhir minggu depan. Keputusan itu diumumkan menjelang pertemuan Kabinet pemerintah federal konservatif-hijau. 

Nehammer mengatakan, orang tanpa vaksinasi terhadap virus corona boleh keluar rumah mulai Senin, tanpa alasan. Namun, mereka masih akan dilarang dari sebagain besar kehidupan publik, termasuk restoran dan ritel non-esensial. 

Lockdown Austria
Pemerintah Austria menempatkan sekitar dua juta orang yang tidak divaksinasi sepenuhnya di bawah lockdownFoto: ERWIN SCHERIAU/APA/AFP/Getty Images

Meskipun jumlah infeksi baru mencapai rekor tertinggi, situasi di rumah sakit Austria dikatakan stabil. Wolfgang Mückstein pada konferensi pers mengatakan, bahwa para ahli telah menyimpulkan, pengunciqan ke orang yang tidak divaksinasi tidak lagi diperlukan, bahkan ketika kasus melonjak.

"Kami sampai pada kesimpulan bahwa penguncian untuk orang-orang yang tidak divaksinasi di Austria hanya dapat dibenarkan ketika terjadi ancaman beban berlebih dari kapasitas perawatan,” kata Mückstein. 

Parlemen Austria pekan lalu menyetujui wajib vaksinasi virus corona untuk orang dewasa mulai bulan depan. Austria akan menjadi negara pertama yang melakukannya, meskipun ada gelombang protes menentang tindakan tersebut. 

Langkah itu diumumkan pada November, sebagai upaya meningkatkan vaksinasi di ngera tersebut. Sejak itu, puluhan ribu orang berdemonstrasi menentang vaksinasi wajib dalam rapat umum akhir pekan.

rw/pkp  (AFP, AP, dpa, Reuters)