1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Kurangi Drastis Anggaran Negara

21 Oktober 2010

Kelompok warga paling lemah akan menderita paling berat. Situasi di Inggris akan berubah dengan cepat jika warga sudah merasakan dampak penghematan drastis itu.

https://p.dw.com/p/Pk2P
Menteri keuangan Inggris, George Osborne, menyampaikan paparan mengenai pemotongan drastis anggaran negara di depan majelis rendah.Foto: AP


Pengumumuman pemerintah Inggris untuk melakukan aksi penghematan dengan memotong anggaran negara dalam jumlah yang mencapai rekor bersejarah, menjadi tema komentar sejumlah harian internasional.

Harian liberal kiri Inggris The Guardian yang terbit di London dalam tajuknya menulis komentar bernada amat kritis : Penegasan menteri keuangan Inggris, George Osborne, bahwa program pemotongan anggaran negara berdasarkan prinsip keadilan, malam itu juga dibantah oleh para pakar ekonomi dan keluarga. Dan terutama para penerima tunjangan sosial dari negara, tidak dapat dikelabui. Yang paling lemah posisinya, akan terkena dampak paling berat. Dalam bagian penjelasannya, Osborne kelihatannya hendak menunjukkan, bahwa kelompok kaya akan menanggung beban lebih besar. Tapi kelompok kaya memiliki akses jauh lebih baik ketimbang warga miskin. Para pengritik juga tetap mempertanyakan metode yang digunakan, hingga mengarahkan pada hasil semacam ini.

Harian Swiss Tages Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar : Pada akhirnya akan dapat diketahui, bahwa tindakan menyakitkan itu justru akan memperbesar rasa sakit warga dan memperpanjangnya selama bertahun-tahun lagi. Saat ini sudah dimulai silang sengketa, mengenai siapa yang akan menjadi korban utama dari operasi ini ? Jika kita hendak mengukur derajat penderitaan, lewat ratapan koran-koran konservatif di Inggris, dimana para pembacanya yang memiliki posisi cukup bagus, merasa dikhianati oleh pemerintah, kita harus menerima kesimpulan bahwa bebannya dibagi secara merata. Akan tetapi dalam kenyataannya, di bawah program penghematan Cameron, yang paling menderita adalah mereka yang tidak memiliki posisi ikut menentukan dan tidak memiliki corong pengeras suara yang berpengaruh.

Harian Belanda de Volkskrant yang terbit di Amsterdam mengomentari : Cameron berusaha dengan terapi kejutnya untuk juga memasukkan sebuah dimensi ideologis. Ia tidak hanya melihat sebuah keharusan dari tuntutan ekonomi yang pahit, melainkan juga langkah yang disambut baik, untuk membuka jalan bagi sebuah “big-society“. Dimana didalamnya tugas-tugas tertentu tidak lagi dilaksanakan oleh negara, tetapi oleh warga dan dengan itu mereka memperoleh hak pemanfaatan yang lebih besar. Untuk menciptakan basis kemasyarakatan yang sebenarnya, bagi operasi berat saat ini, seharusnya PM Cameron menawarkan perspektif baru dari visinya yang diolah kembali secara cermat.

Terakhir harian Jerman Stuttgarter Zeitung yang terbit di Stuttgart juga menulis komentar senada : Pertanyaan, apakah pemerintah Cameron dengan pemotongan anggaran ini juga menyasar sebuah tujuan ideologis, sudah tercakup di dalamnya. Yakni secara sadar mengurangi kewenangan negara, dan melakukan pembagian ulang kewenangan secara terarah dari bawah ke atas. Hal itu harus diperdebatkan lebih intensif lagi. Tapi kapan debat akan berubah menjadi aksi protes, itu juga menjadi pertanyaan berikutnya. Dalam tradisi Inggris memang tidak ada kebiasaan, mengusung konflik sosial ke jalanan. Namun jika rakyat Inggris merasakan sendiri dampak dari tindakan tsb, situasi di negeri itu dengan cepat akan dapat berubah.

AS/AR/dpa/afpd