1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Ultimatum Rusia Agar Jelaskan Upaya Pembunuhan Spion

13 Maret 2018

Kabinet Inggris melakukan sidang darurat hari Selasa (13/2) membahas pembunuhan mantan spion Rusia dan anaknya. PM Theresa May mengancam Rusia dengan "konsekuensi berat".

https://p.dw.com/p/2uDMT
England Theresa May Salisbury incident
Foto: picture-alliance/dpa/empics/PA Wire

Ketegangan diplomatik antara Inggris dan Rusia meruncing, setelah Perdana Menteri Theresa May menjelaskan bahwa Moskow „sangat mungkin" berada di balik upaya pembunuhan mantan spionnya Sergei Skripal dan putrinya di Inggris barat daya 4 Maret lalu.

Theresa May mengatakan di hadapan parlemen Inggris hari Senin (12/2), Skripal dan anaknya diserang dengan racun saraf Novichok, yang hanya diproduksi oleh Rusia. PM Inggris itu memberi batas waktu sampai Selasa malam (13/2) kepada Rusia untuk menjelaskan, bagaimana racun saraf itu bisa didapat para pembunuh.

Inggris mengancam akan menarik konsekuensi berat terhadap Rusia dan mengajak sekutu-sekutunya di AS, Uni Eropa dan NATO untuk melakukan hal yang sama. Amerika Serikat dan NATO menyatakan akan mendukung London dalam penyidikan itu.

Sergei Skripal, 66, dan putrinya Yulia, 33, saat ini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit setelah ditemukan tidak sadar di bangku di luar pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris. Petugas penyidik dengan pakaian anti senjata biologis dikerahkan untuik menyelidiki lokasi serangan.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, Washington memiliki "kepercayaan penuh" pada penyelidikan di Inggris. Dia menambahkan, "hampir tidak dapat dipahami" bahwa sebuah negara masih menggunakan zat berbahaya ini di tempat umum.

"Kami setuju (dengan Inggris) bahwa mereka yang bertanggung jawab – baik pelaku kejahatan maupun mereka yang memerintahkan - harus menghadapi konsekuensi serius," kata Rex Tillerson kepada wartawan.

Sejarah pembunuhan oleh negara

PM Inggris Theresa May mengatakan di hadapan parlemen Inggris, Moskow "memiliki sejarah pembunuhan yang disponsori negara" dan melihat para pembelot seperti Sergei Skripal sebagai target yang layak diserang. "Pemerintah (Inggris) telah menyimpulkan bahwa sangat mungkin, Rusia bertanggung jawab atas tindakan terhadap Sergei dan Yulia Skripal," tandasnya.

Pemerintah Inggris memberi Moskow batas waktu sampai hari Selasa malam untuk mengungkapkan rincian pengembangan program senjata biologis Novichok kepada organisasi internasional untuk pengawasan dan pelarangan senjata kimia.

Jika "tidak ada tanggapan yang kredibel", maka bisa disimpulkan bahwa serangan itu adalah "penggunaan kekuatan yang tidak sah oleh negara Rusia melawan Inggris", kata Theresa May. Dia berjanji, Inggris akan menjawab dengan "serangkaian tindakan keras".

Harian Daily Telegraph melaporkan, Inggris sudah berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya di NATO tentang kemungkinan menerapkan prinsip pembelaan umum Pasal 5. Hal itu berarti, serangan terhadap Inggris akan dilihat sebagai serangan terhadap NATO secara keseluruhan.

Pemerintah Rusia bantah terlibat

England Giftanschlag gegen Sergej Skripa
Polisi dan militer Inggris melakukan pemeriksaan di lokasi dengan pakaian anti senjata kimiaFoto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Matthews

Presiden Rusia Vladimir Putin menepis pertanyaan tentang keterlibatan Moskow. Kepada stasiun siaran BBC dia mengatakan, pertama-tama harus ditunggu pengusutan yang mendasar, "baru kemudian kita akan membahas hal ini."

Pemerintah Rusia sebelumnya menyebut tuduhan Theresa May sebagai "pertunjukan sirkus" dan sebuah upaya untuk meruntuhkan kepercayaan dunia terhadap Rusia menjelang penyelenggaraan Piala Dunia Sepakbola musim panas ini. Pernyataan PM Inggtris adalah bagian dari "kampanye politik berdasarkan provokasi," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.

Sergei Skripal adalah seorang mantan perwira intelijen militer yang dipenjara karena menjual rahasia Rusia ke London. Dia pindah ke Inggris dalam sebuah program pertukaran mata-mata tahun 2010 dan kemudian menetap di Salisbury.

Pakar farmakologi mengatakan, Novichok adalah satu dari lebih dari 100 racun saraf yang dikembangkan Rusia pada tahap akhir era Perang Dingin dan "lebih berbahaya dan canggih" dibandingkan zat Sarin atau VX.

hp/ml (afp, rtr, dpa)