1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

201010 England Sparprogramm

21 Oktober 2010

Utang Inggris melebihi satu trilyun Euro. Pemerintahan mengumumkan pemangkasan anggaran belanja secara besar-bearan. Targetnya dalam empat tahun ke depan, Inggirs sudah harus bisa menghemat lebih dari 95 milyar Euro.

https://p.dw.com/p/PjUv
Menteri keuangan Inggris George Osborne (tengahFoto: AP

"Penghematan yang ingin dilakukan pemerintahan koalisi, akan jauh lebih drastis dari apa yang pernah diupayakan oleh pemerintahan negara ini sejak zaman perang yang lampau," Begitu trailer yang digaungkan media Inggris, BBC.

Sejak berbulan-bulan rakyat Inggris pun cemas menanti tanggal 20 Oktober, menyadari bahwa pada saat itu harus menghadapi kabar buruk. Sejumlah informasi sudah bocor sebelumnya. Misalnya tentang pemotongan tunjangan bagi mereka yang tak mampu mencari nafkah, juga pemangkasan tunjangan untuk pemanasan rumah kaum lansia. Tunjangan anak pun akan dihapus, setidaknya bagi keluarga yang berpenghasilan sedang dan dana untuk perumahan sosial akan dipotong separuh. Tak heran bahwa sebagian rakyat Inggris takut menghadapi hari yang menentukan ini.

Ketua parlemen komunal wilayah Lincolnshire, Martin Hill, mengkonfirmasi bahwa masa depan kelam bagi sektor sosial. Ia jelaskan, “Tak mungkin menyediakan layanan sosial yang sama setelah anggaran dipotong 25%. Pasti akan banyak layanan yang dihentikan atau biaya yang harus ditanggung sendiri akan dinaikkan.“

Penghematan yang dirancang para pejabat Kementrian Keuangan Inggris memang drastis. Anggaran untuk setiap sektor dipangkas 25%. Memang ada yang kurang dari itu, tapi artinya diimbangi dengan pemotongan dana lebih besar di sektor lain. Targetnya dalam empat tahun ke depan, Inggirs sudah harus bisa menghemat lebih dari 95 milyar Euro.

Menteri Keuangan George Osborne tidak melihat jalan lain kecuali menghemat. Ungkapnya, “Rakyat negara ini tahu bahwa kita berada diambang bangkrut. Bila kita menginginkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja baru di masa depan, maka kita harus mengubah Inggris supaya bisa diyakini sebagai lokasi investasi yang menarik.“

Tahun 2010, Inggris mengalami defisit yang hampir setara dengan Yunani, yakni melebihi 10% produk sosial brutto. Menurut Osborne defisit ini diwariskan pemerintahan Labour yang berkuasa sebelumnya. Koalisi baru konservatif-liberal bertekad mengatasi masalahnya dengan menjalankan program penghematan.

Di pihak lain sejumlah pakar ekonomi meragukan kebijakan ini, karena penghematan yang terlampau drastis justru akan menghambat pulihnya ekonomi Inggris. Begitu ungkap Andrew Cave dari Ikatan Pengusaha Kecil. Ditambahkannya, "Sangat sulit menetapkan bagaimana paket penghematan ini akan membantu ekonomi, karena pemangkasan dana berarti bahwa daya beli masyarakat akan turun. Dan hal ini membuat para pengusaha cemas, terutama yang keberadaannya tergantung pada tingkat konsumsi masyarakat.“

Pemangkasan anggaran akan diikuti dengan meningkatnya pengangguran. Pemutusan hubungan kerja terutama akan terjadi pada sektor layanan publik. Kritik serupa diajukan kelompok oposisi Labour yang mengingatkan tentang bahaya penghematan drastis Rakyat Inggris menghadapi masa yang sulit. Meski begitu diperkirakan bahwa di Inggris tidak akan terjadi aksi protes, seperti yang berlangsung di Perancis kini. Karena sampai saat ini, rakyat Inggris telah menunjukkan kesabarannya.

Torsten Huhn/Edith Koesoemawiria
Editor: Renata Permadi