1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Usir Diplomat Israel

23 Maret 2010

Dalam kasus pemalsuan 12 paspor warga Inggris, yang mulai diselidiki Februari lalu, pemerintah Inggris menuduh dinas rahasia Israel menjadi dalangnya. Sebagai konsekuensinya seorang diplomat Israel diusir dari Inggris.

https://p.dw.com/p/MaQ1
Menlu Inggris David MillibandFoto: AP

Berkaitan dengan pembunuhan seorang pimpinan gerakan radikal Hamas di Dubai Januari lalu, pemerintah Inggris menuduh dinas rahasia Israel, Mossad memalsukan paspor Inggris. Ada bukti jelas bahwa Israel bertanggungjawab atas penyalahgunaan paspor-paspor tersebut.

Pengusiran Sebagai Konsekuensinya

Paspor Inggris yang dipalsukan kemudian digunakan oleh tersangka pelaku pembunuhan di Dubai. Demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri David Miliband Selasa, 23 Maret di London. Oleh sebab itu, seorang diplomat Israel kini diusir dari Inggris.

Beerdigung von Mahmoud al-Mabhouh
Warga Palestinian membawa foto pemimpin Hamas Mahmud al Mabhuh, yang tewas di Dubai, dalam upacara penguburannya (29/01/10)Foto: AP

Miliband mengatakan, "Pertama-tama untuk menyingkirkan keraguan, saya menjelaskan kepada parlemen bahwa 12 pemegang paspor tersebut adalah orang-orang tidak bersalah, yang identitasnya dicuri. Kedua, sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi, tetapi saya harus menekankannya, bahwa Inggris sama sekali tidak mengetahui soal pembunuhan di Dubai, sebelum itu terjadi. Inggris juga sama sekali tidak terkait dalam pembunuhan itu."

Pemalsuan Tidak Mudah

Menurut Miliband, untuk memalsukan paspor tersebut diperlukan kemampuan tinggi, oleh sebab itu operasi tersebut kemungkinan besar dilakukan dinas rahasia sebuah negara. Mengingat hal ini, juga hasil penyelidikan yang dilakukan oleh dinas rahasia SOCA, pihaknya menarik kesimpulan bahwa Israel bertanggungjawab atas penyalahgunaan paspor Inggris tersebut.

Neue Verdächtige im Dubai-Mord
Sejumlah foto yang disebarkan kepolisian Dubai (15/02/10) yang menunjukkan 11 tersangka pelaku pembunuhan berpaspor Eropa.Foto: picture-alliance/ dpa

Miliband menambahkan, "Pemerintah Inggris menanggapi masalah ini dengan serius. Penyalahgunaan paspor Inggris tidak dapat ditolerir. Tindakan itu mengakibatkan terancamnya keselamatan warga Inggris di kawasan Timur Tengah. Ini juga menunjukkan sikap tidak menghargai kedaulatan Inggris."

Jaminan dari Israel

Kenyataan bahwa kejahatan ini dilakukan negara yang menjadi kawan Inggris dengan hubungan kebudayaan, ekonomi dan diplomatik yang penting, menjadi penghinaan bagi Inggris, di samping melukai. Tidak ada pemerintah manapun yang dapat berdiam diri menghadapi situasi ini. Demikian dikatakan Miliband.

Menteri luar negeri Inggris itu menambahkan, ia menuntut pemerintah Israel untuk memberikan jaminan, bahwa peristiwa seperti itu tidak terulang lagi. Hal itu dinyatakan Miliband kepada Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman di Brussel Senin lalu (22/03). Namun demikian menteri luar negeri Inggris itu tidak melangkah lebih jauh dengan menuduh Israel bertanggungjawab atas pembunuhan pemimpin Hamas, Mahmud al Mabhuh di Dubai.

Avigdor Lieberman
Menlu Israel Avigdor LiebermanFoto: AP

Keterlibatan Mossad

Sejauh ini Israel menyatakan tidak ada bukti jelas bahwa Mossad terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut. Sementara itu gerakan radikal Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menyambut baik pengusiran diplomat Israel dari Inggris. Wakil gerakan itu menyatakan, mereka berharap politisi Israel akan dibawa ke depan pengadilan karena kasus ini.

Miliband tidak memberikan keterangan lebih jauh tentang status diplomat Israel yang diusir dari Inggris. Tetapi ia menolak usulan untuk mengusir duta besar Israel. Menurutnya itu bukan hal yang tepat.

Israel Kecewa

Israel Symbilbild Geheindienstchef Meir Dagan
Gambar simbol. Pemimpin Mossad Meir Dagan dan lambang dinas rahasia IsraelFoto: AP Graphics

Sementara itu duta besar Israel di London, Ron Prosor menyatakan kecewa dengan pengusiran salah seorang diplomatnya. Namun demikian negaranya tetap ingin mengeratkan hubungan dengan Inggris, demikian dikatakan Ron Prosor di depan wartawan.

Februari lalu, pemerintah Inggris untuk pertama kalinya berdiskusi dengan duta besar Israel soal pembunuhan di Dubai. Yaitu setelah kepolisian Dubai menyebarkan foto-foto dan nama sejumlah pemegang paspor beberapa negara Eropa, yang diduga menjadi anggota tim pembunuh Mahmud al Mabhuh. Para pelaku pembunuhan menggunakan identitas 12 orang warga Inggris, juga sejumlah orang dari Irlandia, Perancis, Australia dan Jerman.

ML/CS/reuters/afp