1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inilah Agenda Presiden Turki Tayyip Erdogan di Jakarta

30 Juli 2015

Indonesia dan Turki adalah dua negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar dunia, yang menerapkan sistem demokrasi. Kerjasama kedua negara bisa membuahkan hasil optimal di panggung diplomasi internasional.

https://p.dw.com/p/1G7Qe
Tayyip Erdogan
Foto: Getty Images/A. Altan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Jakarta hari Kamis malam (30/07) dalam rangka kunjungan kenegaraan. Erdogan terutama ingin membahas kerjasama ekonomi. Namun dengan perkembangan situasi dalam negeri terbaru, ada agenda baru yang penting: bagaimana menghadapi ancaman ISIS dan kelompok-kelompok radikal di kedua negara.

Erdogan akan berada di Indonesia sampai hari Sabtu, 1 Agustus. Selain berbicara dengan Presiden Joko Widodo dan para pejabat teras di pemerintahan, Presiden Turki juga dijadwalkan memberikan kuliah umum dan berkunjung ke Masjid Istiqlal.

Sebagai dua negara dengan dengan penduduk mayoritas muslim terbesar dunia yang menerapkan sistem demokrasi, kerjasama Indonesia-Turki bisa membuahkan hasil optimal di panggung diplomasi internasional.

Perdagangan: Indonesia menghasilkan surplus

"Beberapa waktu terakhir ini hubungan diplomasi Indonesia dan Turki lebih diwarnai soal WNI yang masuk ke Turki untuk bergabung dengan ISIS di Suriah", kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir dalam konferensi pers di Jakarta. Namun menurut Arrmanatha, hubungan Indonesia dan Turki lebih dari itu. Sudah terjalin lebih dari 50 tahun.

Arrmanatha menyampaikan, volume perdagangan Indonesia-Turki kini sudah mencapai volume hampir US$ 2,5 miliar. Indonesia terutama mengekspor karet alam dan sintetis serta produk alas kaki (sandal dan sepatu) ke Turki. Sedangkan Turki mengirimkan ekspor terigu ke Indonesia. Bagi Indonesia, perdagangan dengan Turki menghasilkan surplus senilai US$ 415 juta.

Selain kerjasama ekonomi, Erdogan dan Jokowi akan membahas berbagai masalah politik dan keamanan, terutama soal ancaman terorisme internasional dan kiprah kedua negara di panggung diplomasi internasional.

Sebelum ke Indonesia, Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing (foto artikel). Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam upaya memerangi terorisme internasional.

Kerjasama Turki-Cina menghadang terorisme

"Kami sedang membahas berbagai langkah konstruktif untuk membawa input yang lebih substansial dalam kerjasama strategis kami", kata Erdogan kepada Xi Jinping.

Wakil Menteri Luar Negeri Cina Zhang Ming mengatakan seusai pertemuan kedua kepala negara, Cina dan Turki akan melangkah bersama menghadapi ancaman teror.

"Kedua negara sepakat bahwa terorisme adalah musuh bersama umat manusia. Cina dan Turki dua-duanya adalah korban terorisme", kata Zhang Ming.

Beberapa waktu lalu, sebuah pengadilan di Indonesia menjatuhkan hukuman enam tahun penjara kepada seorang warga Uighur yang ditangkap di Indonesia. Ahmed Bozoglan, yang berusia 27 tahun ditangkap bersama tiga rekannya di Poso September 2014. Ketiga orang lainnya sudah dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Mereka dituduh bergabung dengan kelompok Mujahidin di Poso dan merencanakan serangan teror.

hp/vlz (afp, rtr, kompas)