1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pidato Andrea Hirata di Universitas Warwick

31 Juli 2015

Setelah menerima piagam penghargaan Doktor Honoris Causa, penulis Laskar Pelangi menyampaikan pidato yang mendapat sambutan meriah. Andrea Hirata mengakhiri pidatonya dengan seruan: Merdeka!

https://p.dw.com/p/1G81x
Deutschland Indonesien Andrea Hirata Schriftsteller
Foto: picture-alliance/dpa/M. Tirl

"Inilah salah satu momen yang terbaik bagi saya, bukan hanya dalam karir saya, melainkan juga hidup saya," kata Andrea Hirata ketika menyampaikan sambutan penerimaan gelas kehormatan Doktor Honoris Causa di Universitas Warwick, Inggris, 13 Juli lalu.

"Saya datang dari sebuah pulau kecil yang jauh sekali, yang bahkan terlalu kecil untuk muncul dalam sebuah peta dunia.. Dari sebuah pulau yang sangat kecil, Pulau Belitung di Sumatera Indonesia," kata dia.

Di kampung saya, dulu bahkan tidak ada toko buku. Karena itu, penghargaan yang didapatnya adalah sebuah kehormatan besar, apalagi penghargaan itu diberikan untuk sebuah karya sastra.

Penulis buku asal Belitung itu kemudian menceritakan, bahwa manuskrip Laskar Pelangi sebenarnya dia tulis sebagai penghargaan kepada guru-guru di sekolahnya. Tapi ada yang diam-diam mengambil manuskrip itu kemudian mengirimkannya kepada sebuah penerbit.

Buku-buku Andrea Hirata menceritakan kehidupan dan perjuangan masyarakat kelas bawah, yang hidup serba kekuarangan, namun tidak kehilangan tekad untuk belajar.

Kisah perjuangan

"Saya percaya, kemiskinan yang kami alami di pulau saya, juga terjadi di banyak bagian dunia. Anak-anak harus berjuang untuk mempertahankan hidup dan untuk mendapat pendidikan," kata penulis yang bukunya paling laris terjual di Indonesia itu kepada para undangan di gedung utama universitas.

Justru kisah-kisah perjuangan itulah yang kemudian menjadi sumber inspirasi bagi saya ketika menulis Laskar Pelangi.

"Jadi, saya berterimakasih atas penghargaan atas karya saya yang diberikan University of Warwick. Ketika menulis, saya sebenarnya tidak berpikir tentang keindahan sebuah karya sastra. Saya fokus pada hal lain, yaitu bagaimana tulisan saya bisa punya dampak pada kehidupan orang lain," tutur Andrea.

Di akhir pidatonya, Andrea Hirata juga berterimakasih kepada Indonesia dengan menyerukan: Merdeka! Merdeka!

hp/vlz (youtube, university of warwick)