1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

271010 Internet Entwicklung Gesundheit Afrika

8 November 2010

Tidak terdapat banyak dokter di Afrika. Rumah sakit kekurangan obat-obatan, juga pengetahuan kedokteran seringkali tidak memadai. Bagi pasien di rumah sakit di Macha, perawatan agak lebih baik, karena internet.

https://p.dw.com/p/PwaW
Linknet, penyedia layanan internet di Macha, SambiaFoto: DW

Mengapa orang pergi ke kota Macha, Sambia, untuk hidup dan bekerja? Kota itu berada 300 km dari ibukota Sambia, Lusaka, yang hanya dapat dicapai dengan naik mobil selama berjam-jam lewat jalanan yang buruk atau ditutupi unggukan pasir. Bagi dokter Jonathan Sitali ada banyak alasan bagus untuk memutuskan pergi ke Macha. Ia mengatakan, sejak dulu ia tidak ingin sekedar bekerja. Ia ingin berkuliah, dan tahun 2006 mendengar tentang e-learning. Ia kemudian secara terarah mencari rumah sakit atau tempat bekerja, di mana ia dapat mengakses internet dengan mudah dan murah. Dan itu ia peroleh di Macha.

Macha Jonathan Sitali
Jonathan SitaliFoto: DW

Terhubung dengan Luar

Macha menjadi tempat yang baik karena pemerintah kota itu melakukan banyak tindakan agar tidak kehilangan kontak dengan dunia luar. Memperbaiki hubungan, itulah tujuannya. Sekarang ada apa yang disebut "Airstrip". Sebuah landasan pasir untuk pesawat-pesawat kecil. Selain itu, sekarang juga ada saluran data ke Macha, supaya informasi dan pengetahuan tidak terhenti. Macha ibaratnya mendatangkan internet ke daerah hutan, untuk mecapai perkembangan bagi 30.000 orang yang tinggal di daerah itu.

Bersama-sama dengan dokter dari Tanzania dan Nigeria, dan juga dari Inggris dan negara-negara Skandinavia, Jonathan Sitali kini berkuliah di Universitas Liverpool lewat internet. Ia bahkan sudah hampir mencapai gelar master di bidang manajemen kesehatan.

Edgar Susiku, yang bekerja sebagai pemberi layanan perawatan, juga memperoleh kualifikasi tambahan yang sangat penting lewat internet. Ia akan mendapat sertifikat di bidang diagnostik ultra sonik, yang di Sambia sendiri tidak ditawarkan. Oleh sebab itu alat-alat yang disumbangkan ke rumah sakit terbengkalai sejak beberapa tahun lalu.

Macha Krankenhaus Patientin
Internet, yang dimiliki rumah sakit Macha, juga membantu para dokter dalam menangani pasienFoto: DW

Edgar Susiku bercerita, ia sekarang sedang mengikuti kursus di internet tentang ultra sonik, di institut Baron untuk kedokteran sonografi di Kanada. Dalam waktu dekat ia akan mengikuti ujian online, dan akan mendapat hasilnya juga lewat internet. Ia hanya perlu duduk di kelas untuk ujian terakhir. Lainnya dilaksanakan lewat internet.

Komunikasi, Hal Yang Penting

Sejak 2004 Macha terhubung dengan dunia lewat internet. Itu berawal pada aktivitas rumah sakit Macha, yang institut penelitian malarianya bekerjasama erat dengan Universitas John Hopkins di AS. Dokter asal Belanda, Janneke van Dijk, datang ke institut itu tahun 2003, dan menemukan situasi yang buruk, dan tidak mendukung untuk memperbaiki keadaan pasien serta untuk memperluas kerja sama dengan kolega-koleganya di Amerika Serikat.

Janneke van Dijk mengenang, "Ketika kami datang dulu, tidak ada fasilitas untuk berkomunikasi, baik internet maupun telefon seluler. Kami hanya dapat berhubungan lewat radio yang dapat digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan pendek. Tetapi untuk dapat meneliti, orang butuh komunikasi yang baik dan akses ke informasi. Oleh sebab itu komunikasi menjadi tugas besar pertama."

Macha Apotheke Krankenhaus
Pengadaan obat-obatan bertambah mudah - apotik memesan obat-obatan melalui internetFoto: DW

Untuk pekerjaan mereka dan untuk dapat memajukan kota, internet bisa dibilang jadi persyaratan utama, demikian ditekankan Janneke van Dijk. "Internet membuat saya dapat terus mengikuti perkembangan juga penemuan baru. Hanya dengan cara itu orang dapat berkomunikasi dengan organisasi lain. Untuk memperoleh dana, mengajukan permintaan untuk pembiayaan proyek juga hanya dapat dilakukan jika orang punya akses ke internet."

Membantu Penanganan Pasien

Hidup sehari-hari juga lebih mudah jika ada hubungan internet: Dengan cara itu rumah sakit memesan obat-obatan. Dalam waktu dekat administrasi pasien juga diadakan lewat komputer, dengan bantuan apa yang disebut Smart Card. Itu adalah sebuah kartu chip yang dimiliki pasien. Di dalamnya disimpan misalnya data tentang obat yang diminum dan hasil penelitian laboratorium. Ini adalah perkembangan yang sesuai dengan harapan Doktor Sitali dan rekan-rekannya.

Tetapi kartu "pintar" ini, yang disebut Smart Card, belum ada. Karena ada persyaratan teknis yang belum terpenuhi, yaitu alat untuk membacanya. Terutama pada pasien-pasien yang tertular HIV, yang sangat tergantung pada obat-obatan tertentu, yang dosisnya diberikan secara berkala, Smart Card dapat sangat membantu baik dokter maupun pasien. Namun data-data mereka masih harus dimasukkan ke komputer, yang jumlahnya masih sedikit. Demikian dijelaskan Doktor Jonathan Sitali.

Terutama karena di Afrika segalanya terletak berjauhan dan teknik kerap tidak ada, internet dapat menjadi jembatan yang memperpendek jarak untuk pengobatan penyakit. Dengan cara itu banyak waktu yang dapat dihemat. Dan mungkin penyakit banyak yang dapat disembuhkan, yang selama ini masih menyebabkan kematian di Macha. Pengobatan telemedis, itu dapat menjadi terobosan, agar di desapun pengobatan pasien dapat dijamin.

Macha Satellitenschüssel
Menara terbuat dari kayu dengan parabola, stasiun penerima untuk koneksi internet di Macha, SambiaFoto: DW

Sumberdaya Manusia Juga Diperlukan

Sejauh ini hanya ada satu rumah sakit di Sambia, yang mengadakan telemedis dengan dukungan dari Inggris, yaitu Mtendere Missionshospital di Kafue. Tetapi di Macha, tukar-menukar data dan hasil penelitian lewat internet juga sudah menghasilkan kesuksesan yang menguntungan pasien. Untuk melanjutkan dampak positif ini di masa depan, bukan internet saja persyaratannya, pekerja yang berkualifikasi juga harus tetap berada di Macha.

Tetapi Doktor Jonathan Sitali punya rencana lain. Baginya Macha hanya stasiun saja, demikian halnya dengan sektor kesehatan masyarakat umum di negaranya. Titel Masternya di bidang majemen kesehatan akan membantunya mendirikan klinik swasta milik sendiri. Tidak di desa, melainkan kemungkinan di ibukota Lusaka, di mana ia dapat memperoleh banyak uang. Ia ingin meninggalkan Macha, begitu ia menyelesaikan ujiannya awal tahun depan.

Perkembangan memang bisa saja dihalangi berbagai hal. Untuk mengatasi kurangnya tenaga ahli, internet tidak dapat menolong.

Ute Schaeffer/Marjory Linardy

Editor: Yuniman Farid