1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

9.000 Server di Asia Tenggara Terinfeksi Malware

25 April 2017

Interpol dan penyidik dari tujuh negara Asia Tenggara melancarkan operasi anti-cybercrime untuk meningkatkan keamanan data.

https://p.dw.com/p/2br9d
Singapur INTERPOL Global Centre for Innovation
Foto: picture-alliance/dpa/Wallace Woon

Operasi anti-cybercrime yang dilakukan oleh Interpol dan penyidik dari tujuh negara Asia Tenggara mengungkapkan, hampir 9.000 server yang sarat perangkat lunak dan ratusan situs web di kawasan ASEAN terinfeksi, kata Interpol hari Senin (24/4).

Interpol melaporkan, server-server yang terinfeksi digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai jenis malware, seperti yang menarget lembaga keuangan, menyebarkan ransomware, meluncurkan serangan yang disebut Distributed Denial of Service (DDoS) dan menyebarkan spam.

"Operasi ini membantu peserta mengidentifikasi dan menangani berbagai jenis kejahatan dunia maya yang sebelumnya tidak ditangani di negara mereka," kata Francis Chan, kepala unit cybercrime Kepolisian Hong Kong dan ketua Kelompok Kerja Cybercrime Interpol Eurasia.

Singapur INTERPOL Global Centre for Innovation
Kantor unit Interpol Global Centre for Innovation (IGCI) di SingapuraFoto: picture-alliance/dpa/Wallace Woon

Para ahli IT dari tujuh perusahaan swasta juga berpartisipasi dalam operasi yang dijalankan di Interpol Global Complex for Innovation (IGCI) yang berbasis di Singapura. Cina juga mengirim data-data intelijen cyber, kata Interpol lewat situs internetnya. (https://www.interpol.int/News-and-media/News/2017/N2017-051)

Serangan komputer zombie

Serangan DDoS termasuk salah satu kegiatan peretasan yang paling umum di Internet. Caranya memanfaatkan komputer yang terinfeksi dengan virus untuk melancarkan serangan bertubi-tubi ke situs web yang jadi target, sehingga situs web itu lumpuh.

Operasi anti-cybercrime Interpol itu tersebut juga mengidentifikasi hampir 270 situs yang terinfeksi dengan malware, di antaranya beberapa situs web pemerintah yang kemungkinan memuat data-data pribadi warga, kata Interpol.

Operasi itu dilancarkan menyusul bobolnya sistem komunikasi Kementerian Pertahanan Singapura tahun ini. Sekitar 850 data-data pribadi tentara nasional dan staf militer Singapura dicuri dalam apa yang oleh Kementerian Pertahanan Singapura digambarkan sebagai "serangan yang direncanakan dengan cermat".

hp/as (rtr)