1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

260110 Peres Merkel

27 Januari 2010

Presiden Israel Peres selama 2 hari berada di Berlin. Rabu (27/01), Peres berpidato di hadapan parlemen Jerman. Pada pertemuan dengan Kanselir Jerman Merkel, Selasa (26/01), program atom Iran menjadi pokok pembicaraan.

https://p.dw.com/p/LhVH
Kanelir Jerman Angela Merkel dan Presiden Israel Shimon PeresFoto: AP

Bagi Iran, waktu sudah hampir habis. Demikian ungkap Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam konferensi pers bersama Presiden Israel, Shimon Peres di Berlin. Masyarakat internasional telah menunjukkan kesabaran dan berulangkali menyampaikan tawaran kepada Teheran. Kini waktunya telah tiba untuk menjatuhkan sanksi ekonomi, begitu tambah Merkel.

Merkel memaparkan, "Saya kira dibawah kepemimpinan Perancis, Dewan Keamanan PBB bulan Februari ini, program atom Iran akan menjadi butir agenda. Kami mendukung Perancis, karena itu menilai bahwa terkait tema ini, bulan depan akan menegangkan"

Dalam acara tanya jawab, seorang jurnalis Israel bertanya apakah Merkel bersedia mendukung, apabila Israel mengambil langkah militer terhadap Iran? Merkel pun menegaskan bahwa Jerman akan tetap menjalankan upaya-upaya diplomatik. Meski begitu ia juga menegaskan, sikap Iran terhadap Israel sama sekali tak bisa diterima.

„Kenyataan bahwa Presiden Iran kerap menyatakan bahwa Israel tak memiliki hak eksistensi, sama sekali tak bisa diterima oleh seorang kanselir Jerman. Saya telah berulang kali menegaskan hal ini, bahwa salah satu tugas negara Jerman adalah untuk menjamin keamanan dan masa depan Israel", begitu ungkap Merkel.

Sementara itu Presiden Peres menekankan, bahwa Israel tidak ingin memerangi rakyat Iran. Ia mengatakan, "Kami tidak melawan Iran. Kami melawan diktator di Iran, yang kini memerintah dan sangat berbahaya. Pemerintah yang membunuh rakyat yang tak bersalah dan tidak menghendaki terjadinya perdamaian di Timur Tengah."

Menyorot Timur Tengah, menurut Peres, Israel bersedia membantu pembangunan ekonomi Palestina, seperti yang dulu dilakukannya. Dikatakannya, tak ada alternatif lain kecuali solusi dua negara bagi Israel maupun Palestina. Ia jelaskan, "Baik realitas saat ini, maupun sejarah dan politik tidak menawarkan alternatif, kecuali untuk hidup berdampingan dengan damai sebagai dua negara yang berdaulat. Semua alternatif lain begitu berbahaya, sehingga kita bahkan sebaiknya tidak berfikir ke situ.“

Dalam kesempatan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel sama sekali tidak menyampaikan kritik terhadap politik pemerintah Israel, sebaliknya kedua pemimpin itu menyatakan rasa saling hormat mereka. Rabu (27.1.), Presiden Israel Shimon Peres akan berpidato di hadapan parlemen Jerman, dalam rangka peringatan 65 tahun pembebasan tahanan Auschwitz, yang mayoritas Yahudi dari cengkeraman Nazi Jerman.

Bettina Marx / Edith Koesoemawiria
Editor: Agus Setiawan