1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Izinkan Istalasi Nuklirnya Dikunjungi

5 Januari 2011

Iran mengundang Uni Eropa dan sejumlah negara lain untuk mengunjungi instalasi nuklirnya. Amerika Serikat serta negara-negara mitranya, yang selama ini merupakan kritik terbesarnya, tidak diundang.

https://p.dw.com/p/ztv8
Gambar simbol pembicaraan sengketa nuklir IranFoto: ISNA^

Iran akan membuka instalasi nukirnya bagi sejumlah negara. Demikian ungkap jurub icara Kementerian Luar Negeri Iran hari Selasa (04/01). Ramin Mehmanparast, juru bicara Kementrian Luar Negeri Iran mengatakan, undangan yang juga ditujukan pada duta besar negara anggota Badan Atom Internasional IAEA ini membuka kesempatan untuk meninjau instalasi nuklir di Natanz dan di Arak. Iran melakukan pengayaan uranium di Natanz dan fasilitas reaktor air berat di Arak menghasilkan listrik.

Undangan ini diperkirakan merupakan upaya Iran untuk mendapat dukungan bagi program nuklirnya menjelang pertemuan akhir Januari mendatang di Turki, dalam pembicaraan 6 negara bersama Inggris, Cina, Perancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman. Pembicaraan 6 negara yang seharusnya berlangsung secara teratur itu, sudah lebih satu tahun tertunda. Yang terakhir berlangsung Desember 2009.

Di Iran, seorang pejabat tinggi, Ali Ashgar Soltanieh, mengatakan bahwa kunjungan ke kedua instalasi Nataz dan Arak mungkin sudah bisa dilaksanakan sekitar 15 dan 16 Januari mendatang.

Sumber di IAEA mengatakan bahwa selain Uni Eropa, Rusia, Cina, Kuba dan Mesir terlihat dalam daftar undangannya. Namun Amerika Serikat, Inggris dan Jerman tidak tertera. Sementara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, bahwa daftar undangan tersebut belum sepenuhnya rampung.

Dalam sebuah rally hari Selasa (04/01), Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menegaskan bahwa Barat telah melakukan kesalahan dengan mengonfrontasi Iran sehubungan program Iran. Dalam pidatonya di kota Semnan yang disiarkan televisi Iran, Ahmadinejad mengingatkan bahwa Barat juga harus menerima bahwa mereka telah melakukan kesalahan.

"Bila Barat memang bebas untuk memilih jalan apa yang akan diambilnya, maka Barat juga harus tahu bahwa mempertahankan posisinya yang sekarang tidak akan membawa hasil, melainkan kekalahan dan malu besar," demikian Ahmadinedjad alam pidatonya.

Di pihak lain, Amerika Serikat bersikap skeptis terhadap undangan itu. Seorang pejabat AS menegaskan bahwa undangan itu hanya merupakan manuver untuk menghindari pemeriksaan resmi, Diingatkannya, bagi para duta besar yang umumnya awam teknologi nuklir, tinjauan tersebut tak akan bisa membuktikan apa-apa. Teheran sudah berulangkali menolak pemeriksaan IAEA dan terkait program nuklirnya, kini menghadapi 4 sanksi PBB

Cina masih mempertimbangkan jawaban atas undangan tersebut, sedangkan Hungaria telah menyampaikan tidak akan datang. Sementara itu, Amerika Serikat sampai kini tidak menutup kemungkinan untuk melakukan serangan militer terhadap Iran untuk menghentikan program nuklir yang dikembangkan di bawah Presiden Ahmadinejad.

Edith Koesoemawiria/ rtr/afp

Editor: Hendra Pasuhuk