1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Kembali Eksekusi Tahanan atas Dakwaan Kejahatan Protes

12 Desember 2022

Iran, Senin (12/12) mengatakan telah mengeksekusi tahanan kedua, yang ditahan dan dihukum di tengah protes nasional menantang teokrasi negara tersebut.

https://p.dw.com/p/4KoGY
Foto ilustrasi hukuman gantung di Teheran
Foto ilustrasi hukuman gantung di TeheranFoto: Abedin Taherkenareh/EPA/picture-alliance/dpa

Majidreza Rahnavard dieksekusi dengan hukuman gantung di depan umum, kurang dari sebulan setelah dia diduga melakukan penusukan fatal terhadap dua pejabat keamanan, ini menunjukkan respon cepat Iran melaksanakan hukuman mati bagi mereka yang ditahan karena demonstrasi yang diharapkan pemerintah bisa dihentikan.

Aktivis memperingatkan sudah selusin orang telah dijatuhi hukuman mati dalam sidang tertutup. Setidaknya ada 488 orang telah tewas sejak demonstrasi dimulai pada pertengahan September, menurut kalangan aktivis hak asasi di Iran, yang memantau aksi protes tersebut. Sedangkan 18.200 orang lainnya telah ditahan oleh pihak berwenang.

Kantor berita Mizan yang berada dibawah lembaga peradilan Iran Majidreza Rahnavard menikam dua anggota pasukan keamanan hingga tewas pada 17 November di Mashhad dan melukai empat lainnya.

Rekaman TV pemerintah menunjukkan seorang pria mengejar seseorang di sudut jalan, kemudian berdiri di dekatnya dan menikamnya setelah dia jatuh menabrak sepeda motor yang diparkir. Rekaman lain menunjukkan pria yang sama menikam orang lain segera setelahnya. Penyerang tersebut diduga adalah Rahnavard, yang kemudian melarikan diri.

Laporan Mizan mengidentifikasi korban tewas merupakan "pelajar" Basiji, relawan paramiliter di bawah Pengawal Revolusi Iran. Basiji telah dikerahkan di kota-kota besar, menyerang dan menahan pengunjuk rasa, yang dalam banyak kasus melawan balik.

Laporan Mizan tidak memberikan motif atas dugaan serangan Majidreza  Rahnavard. Laporan tersebut menuduh Rahnavard mencoba melarikan diri ke negara asing ketika dia ditangkap.

Mashhad adalah sebuah kota suci Syiah, terletak sekitar 740 kilometer (460 mil) timur ibukota Iran, Teheran. Aktivis mengatakan telah melihat pemogokan, toko-toko tutup dan demonstrasi di tengah kerusuhan yang dimulai atas kematian Jina Mahsa Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun yang telah ditahan oleh polisi moralitas Iran dan meninggal dalam tahanan.

Mizan mengatakan Rahnavard dihukum di Pengadilan Revolusi Mashhad. Pengadilan telah dikritik secara internasional karena tidak mengizinkan mereka yang diadili untuk memilih pengacara mereka sendiri atau bahkan melihat bukti yang memberatkan mereka.

Rahnavard dihukum atas tuduhan "moharebeh", kata Farsi yang berarti "berperang melawan Tuhan". Tuduhan itu telah dikenakan terhadap orang lain dalam beberapa dekade sejak Revolusi Islam 1979 dan membawa hukuman mati. Iran adalah salah satu algojo top dunia dan biasanya mengeksekusi tahanan dengan cara digantung.

Amnesty International mengatakan telah memperoleh dokumen yang ditandatangani oleh seorang komandan polisi senior Iran yang meminta agar eksekusi untuk seorang tahanan diselesaikan „dalam waktu sesingkat mungkin" dan hukuman matinya dilakukan di depan umum sebagai „isyarat yang menghangatkan hati terhadap pasukan keamanan."

Di tengah kerusuhan, Iran juga dilanda krisis ekonomi yang membuat mata uang nasional, rial, jatuh ke posisi terendah baru terhadap dolar AS .

bh/hp  (AP)