1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tuduh Barat sebagai Dalang Pembunuhan Pakar Atom

3 Desember 2010

Menteri Urusan Dinas Rahasia Heider Moslehi lewat televisi pemerintah menjelaskan, mereka yang ditangkap bekerja untuk dinas rahasia Israel, Inggris dan AS. Ia tidak mengungkapkan jumlah yang ditangkap.

https://p.dw.com/p/QPLU
Direktur Program Atom Iran Ali Akbar SalehiFoto: ISNA

Dalam dua serangan hari Senin (29/11), seorang pakar atom Iran tewas dan seorang lainnya mengalami luka-luka. Isteri dari kedua pakar atom itu juga mengalami cedera. Tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Tapi pemerintah di Teheran menyatakan, dinas rahasia negara Barat bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Ini juga ditandaskan Presiden Mahmud Ahmadinejad, "Tanpa diragukan lagi, dalam serangan tersebut ikut terlibat negara-negara Barat dan rejim zionis."

Di tahun belakangan, beberapa orang pakar atom Iran dibunuh atau menghilang. Pemerintah di Teheran selalu menuding Amerika Serikat dan Israel bertanggung jawab dalam kasus tersebut. Misalnya bulan Januari lalu, seorang pakar atom Iran, Masud Ali Mohamadi juga terbunuh akibat serangan bom di Teheran. Pemerintah di Teheran ketika itu juga menuduh serangannya dilakukan oleh pembunuh bayaran Israel dan Amerika Serikat.

Sementara itu Direktur Program Atom Iran Ali Akbar Salehi menyatakan pengamanan terhadap pakar atau ahli atom di negaranya akan ditingkatkan, disamping meningkatkan perlindungan dari segi teknis. Sejak tahun 2009, menurut Ali Akbar Salehi, telah diberikan perlindungan keamanan bagi ratusan ilmuwan dan pakar yang bekerja di bidang program atom.

Utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional IAEA Ali Asghar Soltanieh menyalahkan anggota Dewan Keamanan PBB dalam kasus serangan pembunuhan tersebut, karena menyebutkan nama pakar atom itu sebagai terlibat dalam program pengembangan atom Iran. Namanya dicantumkan dalam resolusi yang berisikan sanksi terhadap pemerintah di Teheran. Padahal, pakar dan ilmuwan itu telah melakukan kerjasama secara penuh dengan inspektur PBB. Tapi namanya tiba-tiba dicantumkan dalam daftar sanksi Dewan Keamanan PBB dan Uni Eropa.

Sekarang, menurut Ali Asghar Soltanieh, mereka dibunuh satu persatu. Demikian diungkapkannya di sela-sela pertemuan Badan Energi Atom Internasional di Wina, Austria. Selain itu, ia menambahkan, Iran menyambut diselenggarakannya pembicaraan pekan depan di Jenewa, Swiss, dengan kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman, untuk membahas program atom Iran. Dan mengharapkan agar kelima negara tersebut dan Jerman menggunakan pertemuan itu untuk meningkatkan kemauan politik bagi dapat dilakukan perundingan yang konstruktif agar dapat memecahkan semua isu internasional secara damai lewat kerjasama kolektif.

Asril Ridwan/dpa/afp

Editor: Agus Setiawan