1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Irlandia Gelar Pemilu Lebih Awal

23 November 2010

Perdana Menteri Irlandia, Brian Cowen, mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk menggelar pemilihan umum lebih dini. Partai-partai oposisi menuntut dana talangan dari Uni Eropa dan IMF dikelola pemerintahan baru.

https://p.dw.com/p/QG2t
Perdana Menteri Irlandia Brian Cowen dalam jumpa pers hari Minggu (21/11)Foto: AP

Aksi unjuk rasa pendukung partai oposisi mewarnai kota Dublin. Mereka menuntut Perdana Menteri Irlandia Brian Cowen agar segera menggelar pemilihan umum. Pengunjuk rasa kecewa atas kegagalan Cowen menangani perekonomian Irlandia. Mereka menuntut dana talangan bernilai sembilan puluh miliar Euro atau sekitar seribu triliun Rupiah dari Uni Eropa dan IMF dikelola oleh pemerintahan baru. Seorang pengunjuk rasa mengeluh, "Ini adalah hari yang memalukan bagi Irlandia. Namun ya beginilah. Saya tak tahu harus berkata apa lagi. Jujur, saya kehilangan kata-kata."

Tekanan terhadap Perdana Menteri Cowen juga datang dari rekan koalisi pemerintahan, Partai Hijau. Menurut Partai Hijau, langkah mendesak harus diambil setelah hari Minggu (21/11) Irlandia secara resmi menerima dana talangan. Partai Hijau memberi waktu bagi Cowen hingga Januari tahun 2011 untuk menggelar pemilu.

Pemimpin Partai Hijau, John Gormley, menyatakan, "Seminggu terakhir telah menjadi pengalaman traumatik bagi warga Irlandia. Warga merasa disesatkan dan dikhianati. Saat ini, Irlandia sudah mencapai titik di mana warga membutuhkan kepastian politik. Tidak hanya dalam dua bulan mendatang. Jadi Partai Hijau percaya, sudah waktunya untuk menentukan tanggal pemilihan umum di paruh kedua Januari 2011."

Perdana Menteri Brian Cowen menyetujui digelarnya pemilu dini. Namun menambahkan, prioritas saat ini adalah penyusunan anggaran empat tahun ke depan yang akan dirilis hari Rabu (24/11). Begitu juga dengan anggaran baru yang lebih ketat untuk tahun 2011 yang rencananya akan selesai paling lambat tanggal 7 Desember mendatang. Proses ini diperlukan untuk memastikan cairnya dana dari Uni Eropa dan IMF. Barulah setelah itu Cowen akan membubarkan parlemen dan menggelar pemilihan umum. Demikian dinyatkana Cowen.

Partai-partai oposisi mengecam keputusan Cowen untuk tidak segera menggelar pemilu. Masalahnya, proses penganggaran di parlemen dapat memakan waktu berminggu-minggu. Ini berarti, pemilu Irlandia tidak akan dapat digelar hingga bulan Februari atau hingga Maret.

Bahkan dua anggota parlemen non-partai mengaku tidak akan mendukung langkah Cowen, karena ada resiko anggaran sama sekali tidak akan disetujui parlemen. Sedangkan, saat ini warga Irlandia sudah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang berkuasa. Irlandia tengah menghadapi defisit anggaran negara hingga 32 persen dari Produk Domestik Bruto.

Carissa Paramita/afp/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk