1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ISIS Hadapi Serangan Ganda di Suriah dan Irak

25 Mei 2016

ISIS mendapat serangan bertubi-tubi. Di Suriah mereka diserang aliansi Kurdi dan Arab. Sementara di Irak kekhalifahan Abu Bakar al-Baghdadi terancam kehilangan Faludjah. Kedua operasi militer dilancarkan bersamaan.

https://p.dw.com/p/1Ity1
Irak Fallujah Soldaten beim Vormarsch
Foto: Getty Images/AFP/Ahmad Al-Rubaye

Pasukan gabungan Kurdi dan Arab melancarkan operasi pembebasan kota Raqa yang menjadi markas kelompok teror Islamic State di Suriah. Pada saat yang bersamaan militer Irak juga menyerang kota Faludjah.

"Sudah jelas jika Amerika Serikat ingin melumpuhkan ISIS, mereka harus menyerang di beberapa tempat sekaligus pada saat yang bersamaan," tutur analis Suriah di Washington, Fabrice Balanche.

Kedua manuver merupakan operasi militer paling besar yang pernah dilancarkan terhadap ISIS sejak kelompok Abu Bakar al Baghdadi itu mendeklarasikan kekhalifahan Islam 2014 silam. Sejak 2015 wilayah kekuasaan ISIS menyusut menyusul serangan bertubi-tubi yang dilancarkan koalisi AS, Rusia dan Irak.

Namun ISIS tidak tinggal diam. Senin (23/5) lalu kelompok tersebut melancarkan "serangan teror paling mematikan" sejak lima tahun terakhir, tulis organisasi HAM, Syria Observatory. Serangan tersebut menewaskan 177 orang di kota Jableh dan Tartus. Tartus adalah kota pelabuhan yang juga dijadikan pangkalan militer untuk armada Laut Tengah Rusia.

Kelompok Pasukan Demokratis Suriah (SDF) yang dibekingi Amerika Serikat pada Selasa (24/5) mengumumkan operasi militer terbesar terhadap ISIS di Raqa. Serangan itu bertujuan menghalau ISIS dari wilayah utara Suriah, tulis aliansi lewat akun Twitternya.

Infografik IS Gebiete 31. März 2016 Englisch
Wilayah kekuasaan Islamic State hingga tanggal 31 Maret 2016

Jurubicara militer AS di Baghdad, Irak, Kolonel Steve Warren membenarkan adanya operasi militer oleh SDF. Menurutnya serangan itu dilancarkan "untuk menggandakan tekanan terhadap kota Raqa." Ia mengklaim AS akan melanarkan serangan udara untuk membantu gerilyawan SDF di lapangan.

AS juga diyakini ikut memberikan pelatihan dan memasok senjata terhadap SDF. Warren meyakini jika Raqa berhasil direbut, "maka itu adalah awal dari akhir kekhalifahan," ISIS.

Namun jurubicara SDF, Talal Sello, mengakui pihaknya belum "merencanakan" untuk membebaskan Raqa. Ia juga membantah kabar bahwa serdadu AS akan ikut serta dalam serangan seperti yang diumbar oleh sayap militer Kurdi, Kurdish People's Protection Units.

Sementara itu Rusia mengumumkan pihaknya siap berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan SDF untuk membantu serangan terhadap kota Raqa.

rzn/ap (afp,ap)