1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rami, bukan untuk mabuk, melainkan isolasi

Alexandra Hostert27 Oktober 2013

Presiden Jerman Joachim Gauck menganugerahkan Penghargaan Lingkungan Jerman 2013 pada pengusaha Carmen Hock-Heyl yang berusia 58 tahun. Apa yang telah dilakukannya bagi lingkungan?

https://p.dw.com/p/1A629
Foto: Foto Hock

Lebih dari 15 tahun Carmen Hock-Heyl berkutat dengan rumah-rumah yang menggunakan sistem isolasi ramah lingkungan. Untuk isolasi itu, ia membangunnya dengan material rami.

Menurut Badan Sumber Daya Terbarukan, bahan isolasi dari material tersebut memiliki keunggulan, yakni jumlah CO2 untuk produksinya hanya sedikit lebih tinggi ketimbang CO2 yang tersimpan dalam isolasi. Jadi, dengan demikian bahan tersebut ramah lingkungan. Selain itu, bahan rami juga cocok untuk mencegah masuknya panas ke ruang hunian.

Kini Carmen Hock-Heyl memproduksi isolasi ini di pabriknya sendiri yang terletak di Nördlingen, Bayern. Dulu bukan hal yang mudah untuk melakukannya, demikian dikisahkan Carmen: "Anda bayangkan ada seorang perempuan berambut pirang dan membawa insulasi rami… tentu saja orang-orang di industri konstruksi bertanya-tanya: Apa yang diinginkan perempuan dengan bahan isolasi itu .. cukup sulit untuk melalui masa tersebut."

Deutscher Umweltpreis der DBU an Carmen Hock-Heyl
Carmen Hock-HeylFoto: picture-alliance/dpa/DBU/Daniel Karmann

Rami, sumber daya terbarukan

Tikar isolasi kreasi Carmen Hock-Heyl terbuat dari apa yang disebut industri rami. Rami ini tumbuh , misalnya di Thüringen atau Perancis dan merupakan tanaman yang memerlukan sedikit pupuk.

"Saya sering ditanya, apakah tanaman ini bisa dijadikan rokok (ed: Rami dari keluarga tanaman ganja)," kata Carmen Hock-Heyl ,"Dan saya menjawab: Bisa saja, tapi orang tak memperoleh apa-apa dari itu.“ Karena bahan rami yang ini tidak mengandung zat yang dapat memabukkan.

Rami memiliki proporsi serat yang tinggi. Dari rami dapat dihasilkan jeans, tali atau kertas atau juga tikar isolasi.

Ide membuat isolasi dari rami ini datang ketika Hock-Heyl bekerja di bengkel kayu milik orang tuanya. "Saya melihat para pekerja mengalami kesulitan untuk menginstal bahan isolasi konvensional , bahan isolasi yang mereka pakai gatal. Itu sangat buruk ketika Anda harus menginstal panel di atas kepala dan debu masuk ke mata." Carmen Hock-Heyl kemudian berniat mengembangkan bahan isolasi yang elbih nyaman bagi para pekerja dan ramah lingkungan.

Masih merupakan produk kecil-kecilan

Pada awalnya tidak mudah bagi Carmen Hock-Heyl untuk memperkenalkan isolasi baru di pasaran pada akhir 1990-an, karena hampir tidak ada yang tahu bahan isolasi alternatif yang terbuat dari sumber daya terbarukan itu.

Hock-Heyl menghabiskan akhir pekannya di pameran-pameran bangunan, aula serba guna, dan ruangan-ruangan samping restoran atau pub untuk mencoba memperkenalkan isolasi barunya.

Atas kerja kerasnya ini, ia diganjar Penghargaan Lingkungan Jerman. Sekretaris Jenderal Yayasan Lingkungan Jerman, Fritz Brickwedde mengakui bahwa: "Tanpa visi, komitmen terus-menerus, ketekunan kewirausahaan dan keberanian untuk mengambil risiko yang dilakukan Carmen Hock-Heyl dalam konstruksi rumah, maka tidak ada tikar isolasi terbuat dari bahan baku terbarukan rami dan perusahaannya tak akan masuk di pasaran."

Kini Carmen Hock-Heyl sibuk di perusahaannya yang mempekerjakan sekitar 60 karyawan dan menjual tikar isolasi dengan nama "Thermo-Hemp " ke pasar Eropa lainnya. Produknya dijual ke Swiss , Austria, Swedia atau Belgia. Namun demikian , produk ini masih dalam skala kecil.

Bahan isolasi dari sumber daya terbarukan di Jerman baru ada sekitar tujuh persen dari jumlah bahan isolasi yang ada di Jerman. Tujuh persen ini selain terdiri dari rami juga bahan isolasi lain seperti kapas, serat kayu, dan wol.

Carmen Hock- Heyl, bersama-sama dengan Institut Fraunhofer untuk Teknologi Kimia (ICT) dan Yayasan Lingkungan Jerman, membangun sebuah proyek untuk mengembangkan isolasi alam murni, dan sukses. Sejak 2010, ia juga menawarkan tikar rami di mana serat pendukunnyag tidak lagi terbuat dari poliester, tetapi dari pati jagung.