1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Anggap Selandia Baru Deklarasikan Perang

28 Desember 2016

PM Israel Benjamin Netanyahu sempat mengancam Selandia Baru menjelang disahkannya resolusi DK PBB ihwal pemukiman Yahudi di Palestina. Netanyahu mengatakan dukungan Wellington akan ditafsirkan sebagai deklarasi perang.

https://p.dw.com/p/2UxYd
USA Israels Premierminister Netanyahu  in Washington
Perdana Menteri Israel, Benjamin NetanyahuFoto: Reuters/J. Ernst

Perdana Menteri Israel, Benjamin Nentanyahu, dikabarkan mengancam menteri luar negeri Selandia Baru lantaran mendukung resolusi PBB yang melarang pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Menurut laporan media-media Israel, Netanyahu menegaskan sikap Wellington akan ditanggapi sebagai "deklarasi perang."

Netanyahu sempat menelpon Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully hanya beberapa jam menjelang pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB pada Jumat (16/12) silam. Kepada McCully ia mengatakan "ini adalah sebuah skandal. Saya meminta anda untuk tidak mendukung dan mempromosikan resolusi itu."

"Jika anda tetap mendukung resolusi, dari sudut pandang kami itu adalah sebuah deklarasi perang. Keputusan itu akan merusak hubungan diplomasi dan akan memicu konsekuensi. Kami akan memanggil duta besar kami ke Yerusalem."

Namun McCully tetap bersikukuh. "Resolusi ini sudah sesuai dengan kebijakan kami dan kami akan tetap mendorongnya," tukasnya kepada Netanyahu.

Netanyahu Panik

Seorang diplomat barat membenarkan adanya pembicaraan telepon tersebut. Menurutnya pembicaraan antara kedua kepala pemerintahan berlangsung "kasar." Israel bahkan mengancam akan menutup kedutaan besarnya di Wellington jika resolusi tersebut disetujui.

Bersama Mesir, Malaysia dan Venezuela, Selandia Baru aktif merancang dan mempromosikan resolusi untuk mencegah Israel membangun pemukiman Yahudi baru di wilayah Palestina yang diduduki di Tepi Barat Yordan.

Kepanikan Netanyahu berlanjut setelah resolusi disahkan. Israel antara lain mengancam akan mengkaji ulang hubungannya dengan negara-negara yang mendukung resolusi dan menuding pemerintahan AS di bawah Barack Obama sebagai dalang konspirasi melawan Israel. Netanyahu bahkan menawarkan akan membocorkan rahasia intelijen tentang keterlibatan Obama dalam pembahasan resolusi kepada presiden terpilih Donald Trump buat dipublikasikan.

rzn/ap (haaretz, guardian)