1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Bangun 1500 Rumah Yahudi di Palestina

5 Juni 2014

Pemerintah Israel berniat membangun 1500 rumah baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Langkah tersebut diambil sebagai reaksi atas dukungan AS terhadap pemerintahan baru Palestina yang didukung Hamas.

https://p.dw.com/p/1CCX8
Siedlungsbau in Ost-Jerusalem
Foto: picture-alliance/dpa

Menteri Perumahan Rakyat Israel, Uri Ariel membuka tender untuk membangun 1500 rumah baru di pemukiman-pemukiman Yahudi. Keputusan tersebut dibuat setelah dibentuknya pemerintahan baru Palestina yang didukung Hamas.

Sekitar 400 rumah baru akan dibangun di timur Yerusalem, sementara sisanya akan tersebar di Tepi Barat. "Saya mengucapkan selamat atas keputusan untuk membuat reaksi Zionist yang tepat terhadap pembentukan kabinet teror baru Palestina," kata Ariel seperti dikutip oleh Haaretz.

"Hak negara Israel untuk membangun perumahan supaya menurunkan harga adalah tidak terbantahkan," kata Ariel lagi. "Saya yakin tender ini cuma awal saja." Uri Ariel adalah kader partai ultra konservatif Yahudi yang menentang pembentukan negara Palestina.

Tidak Melanggar Komitmen Eropa dan AS

Pengumuman tersebut menggarisbawahi kemarahan Israel atas keputusan sekutunya, Amerika Serikat, untuk bekerjasama dengan pemerintahan baru Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dibentuk Mahmud Abbas dan didikung Hamas.

Pada kunjungan kilat di Libanon, Rabu (4/6), Menteri Luar Negeri AS, John Kerry membela keputusan pemerintahan Obama. Ia menglaim kerjasama itu tidak melanggar garis kebijakan Amerika Serikat dan Eropa-

Komitmen kedua pihak adalah tidak akan bekerja sama terhadap pemerintahan Palestina dengan keterlibatan Hamas, selama tidak ada komitmen untuk menolak tindak kekerasan dan pengakuan terhadap negara Yahudi Israel.

Infografik Westjordanland Englisch

Ketegangan AS dan Israel

Mahmud Abbas "sudah menggarisbawahi, pemerintahan kaum tekhnokrat yang baru dibentuk berkomitmen terhadap prinsip anti kekerasan, negosiasi, pengakuan terhadap negara Israel dan menerima perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya," ujar Kerry.

"Berdasarkan apa ynag kami tahu tentang komposisi pemerintahan baru Palestina, tidak seorangpun menteri berafiliasi dengan Hamas dan mereka berkomitmen terhadap prinsip-prinsip yang sudah saya jelaskan. Jadi kami akan bekerjasama seperlunya dan sepantasnya," katanya lagi.

Kisruh seputar pemerintahan baru Palestina kembali membebani hubungan Amerika Serikat dan Israel yang sudah menegang sejak mandeknya perundingan damai yang dikawal Washington. Kerry, yang menggagas perundingan tersebut, mengklaim sikap keras Israel untuk memperluas pemukiman Yahudi bertanggungjawab atas kegagalan negosiasi.

rzn/ab (afp,rtr)