1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Cabut Ijin Masuk Warga Palestina

9 Juni 2016

Israel cabut ijin wasuk 83.000 warga Palestina selama bulan Ramadan setelah peristiwa penembakan di Tel Aviv yang sebabkan empat orang tewas. Serangan itu yang terparah dalam gelombang kekerasan beberapa bulan terakhir.

https://p.dw.com/p/1J3TP
Foto: Reuters/A. Awad

Semua ijin dibekukan selama Ramadhan, terutama ijin untuk mengungjungi keluarga dari Yudea dan Samaria ke Israel. Demikian dinyatakan COGAT, badan yang mengatur masalah sipil di daerah otonomi Palestina, Tepi Barat Yordan. Di samping 83.000 warga Palestina itu, ijin berkunjung bagi ratusan lainnya yang bermukim di Jalur Gaza juga dibekukan.

Langkah pemerintah Israel itu diumumkan COGAT, setelah dua pria Palestina melepaskan tembakan di sebuah restoran di kawasan trendy Sarona Market di Tel Aviv. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan sebagai "pembunuhan berdarah dingin". COGAT juga menyatakan, ijin masuk bagi 204 anggota keluarga salah satu tersangka penyerang juga dicabut.

Pekan lalu, Israel telah mengumumkan pelonggaran batasan terhadap kebebasan bergerak warga Palestina. Ijin terutama diberikan selama bulan Ramadan bagi mereka yang tinggal di Tepi Barat Yordan, tetapi juga bagi mereka yang bermukim di Jalur Gaza. Israel merencanakan akan mengijinkan sampai 500 orang dari Gaza untuk datang saat shalat Jumat di kawasan Mesjid Al Aqsa, Yerusalem, yang dikontrol Israel.

Serangan di Tel Aviv

Empat korban penembakan di Tel Aviv sempat dilarikan ke rumah sakit Ichilov, namun akhirnya meninggal akibat luka-luka yang diderita. Di samping empat warga Israel itu, lima orang lainnya juga cedera, tetapi kewarganegaraan mereka tidak diumumkan.

Komandan polisi Tel Aviv, Moshe Edri mengatakan, salah seorang "teroris" yang ditahan memiliki senjata api. Dilaporkan, para penembak berasal dari desa Yatta, dekat Hebron di Tepi Barat Yordan.

Hamas tidak menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut, tetapi menyebutnya "operasi heroik." Hamas juga memperingatkan Israel akan adanya serangan lain selama Ramadan.

Gelombang kekerasan terjadi sejak Oktober dan menyebabkan sedikitnya 207 warga Palestina tewas, dan juga 28 warga Israel, dua warga AS, seorang warga Eritrea dan seorang warga Sudan. Sejumlah warga Palestina tewas ketika mengadakan serangan dengan pisau atau senjata api, dan dengan menabrakkan mobil. Sebagian lainnya tewas dalam konflik atau akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.

ml/vlz (twitter, ap, rtr)