1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Isu HAM Warnai Pertemuan AS-Cina

10 Mei 2011

Isu hak asasi manusia langsung menjadi perdebatan panas, mengawali pertemuan dua negara besar Amerika Serikat dan Cina, yang berlangsung di Washington DC, hari Senin (10/05).

https://p.dw.com/p/11D9y
Wakil Presiden AS Joe Biden menyambut Wakil Perdana Menteri Cina Wang Qishan dalam acara pembukaan Dialog Ekonomi dan Startegis AS-Cina, Senin (09/05)Foto: AP

Pejabat Amerika mengkritik tindakan keras yang dilakukan Beijing terhadap para pembangkang. Kritik itu disampaikan para pejabat Amerika dalam pembukaan Dialog Ekonomi dan Strategis yang dirancang sebagai pertemuan rutin untuk menyelesaikan berbagai perselisihan politik dan ekonomi yang mewarnai hubungan dua negara.

"Kami memiliki ketidaksepakatan (perbedaan-red) yang sangat kuat dalam bidang hak asasi manusia,“ kata Wakil Presiden Amerika Joe Biden saat membuka dialog. Pemerintahan Obama, kata Biden, akan tetap meningkatkan perhatian pada isu hak asasi manusia di Cina. "Melindungi hak-hak dasar dan kebebasan, seperti yang tercantum dalam komitmen internasional dan juga konstitusi Cina, adalah cara terbaik untuk mempromosikan stabilitas dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang," kata Biden.

Persoalan hak asasi manusia di Cina juga menjadi perhatian Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam pertemuan tertutup dengan delegasi Cina. "Kita tahu dari lengkungan panjang sejarah bahwa masyarakat yang bekerja bagi penghormatan atas hak-hak asasi manusia akan menuju masyarakat yang lebih sejahtera, stabil dan sukses," kata Hillary.

Menanggapi kritik itu, pejabat senior Cina Dai Bingguo, yang menjadi salah satu pimpinan delegasi Cina, mengatakan, negaranya telah membuat kemajuan dalam penegakan hak asasi manusia. Dia mendorong lebih banyak orang Amerika datang berkunjung untuk melihat rakyat Cina yang bersahabat. "Anda bisa belajar dari tangan pertama mengenai kemajuan Cina dalam berbagai bidang, termasuk hak asasi manusia, sambil mengetahui langsung apa sebenarnya Cina," kata Dai Bingguo.

Meski mengkritik penegakan hak asasi manusia di Cina, namun sebagian besar ahli ragu Amerika akan menekan Cina untuk membebaskan pembangkang seperti Ai Weiwei, seorang seniman kritis yang hilang bulan lalu, atau pemenang nobel Liu Xiaobo yang hingga kini masih dipenjara karena mengkritik Beijing.

Meski berselisih pandang dalam soal hak asasi manusia, namun Amerika menegaskan bahwa mereka tidak berniat membendung perkembangan ekonomi Cina yang kini tumbuh pesat. "Sebuah kompetisi yang sehat, dalam pandangan kami adalah baik bagi kedua negara," kata Wakil Presiden Joen Biden.

Wakil Perdana Menteri Cina Wang Qishan, ketika membuka pembicaraan dalam bidang ekonomi, mengatakan bahwa situasi ekonomi dunia pelan-pelan mulai pulih. "Namun situasi dunia masih rumit dan penuh ketidakpastian," kata Wang.

Selain hak asasi manusia, kedua negara juga berselisih dalam soal ekonomi. Selama ini, Amerika menuding Cina sengaja merendahkan nilai mata uang Yuan, dengan tujuan memperkuat ekspor yang akan mengakibatkan keuntungan bagi perdagangan mereka. Sementara Cina memukul balik dan menuding Amerika mempersulit masuknya barang-barang asal Cina.

Pertemuan tahunan ini dirancang oleh dua negara ekonomi terbesar dunia itu untuk menyelesaikan ketegangan politik yang selama ini mewarnai hubungan kedua negara.

Andy Budiman/dpa/afp/rtr
Editor: Yuniman Farid