1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jakarta Kebanjiran, Pemda Kewalahan

Zakie Amrullah5 Februari 2007

Berhari-hari dilanda banjir, kondisi warga Jakarta yang mengungsi semakin memprihatinkan. Banyak pengungsi yang belum memperoleh bantuan makanan dan terancam penyakit akibat banjir. Pemerintah DKI sejauh ini mengaku kewalahan, menyediakan kebutuhan pengungsi karena banyaknya jumlah warga yang menjadi korban.

https://p.dw.com/p/CIvF
Seorang warga Jakarta korban banjir mencoba selamatkan harta bendanya
Seorang warga Jakarta korban banjir mencoba selamatkan harta bendanyaFoto: AP

Korban banjir di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, terpaksa harus membeli sendiri kebutuhan makanannya, karena bantuan dari pemerintah tidak kunjung tiba. Permintaan bantuan, juga tampak di Posko Banjir Balaikota DKI Jakarta. Petugas posko, pusat informasi banjir Jakarta itu, tidak henti-hentinya menerima telefon dari warga yang belum menerima bantuan.

“Kebanyakan meminta bahan makanan, obat-obatan dan air bersih, ada yang terjebak dalam rumah selama 4 hari. Nanti permintaan di sini akan diteruskan kepada yang bersangkutan, mislanya bahan makanan akan kami teruskan ke penyalur.” Demikian dikatakan salah seorang petugas posko.

Tapi dengan jumlah korban banjir yang sangat besar, lebih dari 200 ribu jiwa, sulit sekali bagi pemerintah DKI Jakarta memenuhi semua permintaan warga dengan segera. Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Ritola Tasmaya, mengakui, pihaknya kewalahan menyalurkan bantuan bagi korban banjir, karena banyaknya jumlah korban. Kondisi ini dipersulit dengan lokasi pengungsian mereka yang tersebar.

Selain ancaman kekurangan makanan, para pengungsi banjir juga rawan terkena penyakit. Genangan air akibat banjir yang telah berlangsung 4 hari ini dikhawatirkan akan menimbulkan wabah penyakit dan menyerang mereka. Ini dibuktikan dengan banyaknya pengungsi yang telah berkunjung ke pos-pos kesehatan, dengan keluhan sakit. Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Salimar Salim mengatakan:

“12.600 kunjungan di 213 pos kesehatan statis. Kita udah merujuk pasien. Sebagaian besar, gangguan pernapasan atau ISPA, penyakit kulit, ganguan sendi dan diare. Paling banyak Jakarta Barat. Hari ini pos keliling akan mulai bekerja untuk memback up pos statis.”

Lebih dari 200 ribu warga mengungsi dari rumah-rumah mereka sejak akhir pekan lalu, ketika Jakarta dilanda banjir terburuk dalam 5 tahun terakhir. Lebih dari separuh wilayah ibukota terendam air dan aktivitas warga di kota berpenduduk 9 juta orang itu lumpuh. Kini, meski banjir dilaporkan sudah mulai surut di beberapa tempat, namun para pakar meteorologi memperingatkan hujan deras kemungkinan masih akan turun dan banjir masih akan mengancam Jakarta.