1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jakarta Tanpa Kresek?

9 Maret 2011

Pemerintah DKI Jakarta punya janji setinggi langit untuk membebaskan Jakarta dari kantong plastik atau kresek tahun ini. Mampukah?

https://p.dw.com/p/10S0M
Kantung kresekFoto: dpa

Kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan ritel modern seperti Carefour telah dicapai awal tahun lalu. Namun, sepanjang jalan, para pedagang kecil masih saja menggunakan kantong kresek sebagai pembungkus jualannya. Kantong kresek merupakan benda yang tak bisa diurai tanah hingga lebih dari 500 tahun. Mampukah tahun ini Jakarta bisa bebas dari benda perusak lingkungan ini?

Kantong Kresek Dimana-mana

Siang itu, di antara himpitan gedung pencakar langit Jakarta, Effendy sibuk melayani pembeli. Ia membungkus sejumlah tahu goreng, bakwan, pisang dan ubi goreng dengan kantong kresek hitam dari dalam laci gerobak. Dalam sepekan ia bisa mengeluarkan lebih dari 500 lembar kantong kresek untuk membungkus: "Plastik itu kan fungsinya buat bungkus-bungkus. Kalau tak ada plastik, kan tidak bisa dijinjing barangnya. Kalau nanti harganya naik ya kemungkinan, ya nanti kita akan naikkin harga jualannya. Ya mau bagaimana lagi, kalau kita dagang tidak pakai plastik ya kita bingung."

Deutschland Einzelhandel C&A Geschäft in Frankfurt
Plastik masih digunakan dimana-manaFoto: AP

Bahayanya Bagi Kesehatan

Kantong kresek telah menjadi pandangan sehari-hari di Jakarta sebagai alat untuk membungkus makanan atau barang belanjaan. Kantong kresek selalu digunakan pedagang kaki lima atau pertokoan kecil. Pada 2009, Badan Pengawas Obat dan Makanan, memberikan peringatan resmi bagi warga yang menggunakan kantong kresek untuk membungkus makanan. Bahan kimia berbahaya kantong kresek yang menempel pada makanan bisa menimbulkan kanker. Sementara, para ilmuan menyebut penguraian plastik jenis kantong kresek bisa mencapai 500 tahun.

Meski berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, kantong kresek masih mudah didapat. Ayu, penjaga salah satu toko plastik di Pasar Cibubur, Jakarta Timur mengatakan, meski harga plastic naik 10 persen pada awal 2011, tapi penjualan tetap stabil. Tokonya, bisa menjual kantong kresek lebih dari 10 kilogram perhari kepada para pedagang: "Pembeli kantong kresek itu banyak sekali. Kalau dihitung-hitung dalam sehari, itu bisa 100 lebih."

Janji Selangit Pemda DKI

Tahun kemarin, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo punya janji setinggi langit untuk membebaskan Jakarta dari sampah kantong kresek pada 2011. Namun, sudah masuk bulan kedua, kantong kresek masih bebas beredar. Ketua Asosasi Sampah Padat Indonesia InSWA, Sri Bebassari mengatakan, Pemerintah DKI Jakarta hanya bisa mimpi bisa membebaskan Jakarta dari kantong keresek. Menurut dia, masyarakat Indonesia sudah bergantung dengan kantong kresek sebagai alat bungkus, sejak 100 tahun lalu. "Sekarang, dengan 100 tahun kita menggunakan plastik, berapa tahun kita harus bertahap mengurangi. Tapi mengurangi bukan sama sekali menghilangkan, tapi mengganti, mungkin dengan plastic lagi. Tapi, plastic yang tidak sampai 500 tahun diurai. Kurang dari 100 tahun. itu pun menurut saya, bisa sebagai hal yang disyukuri. Jadi, dia bisa hancur 2 tahun, 3 tahun. Dari segi teknologi, itu bagaimana kita harus menghidupkan teknologi plastik yang mudah terurai atau kita sebut degradable plastic. Yang penting tidak 500 tahun."

Pemerintah buru-buru meralat pernyataan Jakarta akan bebas kantong kresek pada 2011. Kepala Tata Usaha Unit Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Iwan Hendri: "Yang sebenarnya, yang disampaikan oleh Pak Fauzi Bowo itu, perbanyak penggunaan plastkc yang ramah lingkungan. Jadi, bukan mengurangi penggunaan plastik. Bukan itu. Jadi ada dua. Pertama, perbanyak penggunaan kantong plastik yang ramah lingkungan. Artinya, degradable. Yang kedua, adalah penggunaan kantong plastik yang bisa berulang-ulang."

Kepala Tata Usaha Unit Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Iwan Hendri mengklaim, peredaran kantong kresek tak ramah lingkungan sudah berkurang. Kata dia, 10 ritel modern di Jakarta sudah berkomitmen menggunakan kantong kresek ramah lingkungan yang bisa terurai dalam waktu 3 tahun.

Aturan Baru Pemerinta Pusat

Kebijakan pemerintah untuk mengurangi sampah plastik, khususnya kantong kresek terus digenjot. Bulan Maret, pemerintah pusat akan mengeluarkan peraturan khusus sampah plastik. Aturan itu, Kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup, Sudirman, tiap kepala daerah wajib punya program untuk menekan peredaran plastik tak ramah lingkungan."Kalau plastik-plastik dari pedagang itu, yang tak ramah lingkungan, nanti akan ada kebijakan. Kita akan minta pada pemerintah kota, melalui menteri penindustrian, pabrik-pabrik plastic yang kantong kresek hitam itu, beralih ke kantong kresek ramah lingkungan."

Peraturan yang dibuat pemerintah untuk menekan peredaran kantong kresek boleh hebat di atas kertas. Sayangnya, penggunaan kantong kresek tak ramah lingkungan terus beredar di pasar tradisional, pertokoan kecil, dan pedagang kaki lima. Digunakan membungkus makanan dan barang belanjaan. Para pedagang plastik eceran pun tak tahu harga dan lokasi produsen kantong kresek ramah lingkungan. Andaikan harganya lebih murah, tentu pedagang plastik eceran seperti Imah, akan membeli dan menjual kantong kresek ramah lingkungan.

M. Irham

Editor : Ayu Purwaningsih