1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

James Webb Singkap Rahasia Alam Semesta

Cornelia Borrmann
16 Mei 2021

Teleskop luar angkasa James Webb akan mulai beroperasi akhir 2021. Dengan teleskop ini orang akan bisa merekonstruksi apa yang terjadi miliaran tahun lalu.

https://p.dw.com/p/3t5tB
Gambar menunjukkan serangkaian cermin yang ditempatkan dalam teleskop
Teleskop James WebbFoto: picture-alliance/dpa/NASA

Teleskop James Webb mampu melihat lebih jauh ke angkasa dibanding teleskop Hubble. Cermin dinginnya berdiameter 6,5 meter, dan jauh lebih besar dari cermin Hubble. Teleskop James Webb terdiri dari 18 segemen, yang di lapisi emas sangat tipis.

Pakar astrofisika Dominika Wylezalek beserta timnya dari Institut Astrofisika Universitas Heidelberg menjadi salah seorang yang pertama akan mengadakan penelitian dengan teleskop itu. Mereka segera akan memulai penelitian setelah teleskop baru itu mulai beroperasi.

"Kalau mendalami astronomi, orang makin sadar bahwa apa yang kita lihat di langit dengan mata telanjang hanya bagian kecil saja dari apa yang ada di angkasa,” kata Wylezalek, dan menambahkan, "bulu kuduk saya berdiri, setiap kali saya menyadarinya."

James Webb Bantu Melihat ke Masa Lalu

Dominika Wylezalek tertarik tentang lubang hitam yang ada di pusat semua galaksi. Jika lubang hitam melahap materi, setelahnya pasti melepas angin radiasi yang kuat. Angin ini bisa mendorong pembentukan bintang-bintang di galaksi, atau menghentikannya, kata Wylezalek.

Lubang hitam pengaruhi galaksi

Di bidang astrofika orang meneliti bagaimana kaitan lubang hitam dengan galaksi.

"Kalau melihat perbedaan ukuran antara lubang hitam yang bermassa besar, dengan galaksi tempat ia berada, perbedaan ukurannya sangat besar."

Seperti membandingkan uang koin dengan bulan, papar Wylezalek. "Dalam fase pertumbuhannya, lubang hitam punya pengaruh sangat besar atas seluruh galaksi." Itulah yang ingin diketahui pakar astrofisika.

Teleskop baru James Webb akan membantu penelitian galaksi-galaksi, dan bisa memandang ke masa lalu sejauh 12 miliar tahun cahaya, ketika lubang hitam masih melahap lebih banyak lagi materi, dan menyebabkan angin radiasi lebih kencang lagi.

Bagaimana dampaknya atas lingkungan sekitarnya, akan dapat dilihat dari data-data yang dikumpulkan dengan bantuan teleskop. Dominika Wylezalek menjelaskan, "Itu bukan data-data dua dimensi, dan bukan potongan gambar langit. Melainkan data tiga dimensi. Artinya, di balik setiap piksel terdapat spektrum waktu tertentu."

James Webb siap luncur akhir 2021

Akhir 2021 teleskop baru itu akan memulai misinya. "Tanggalnya semakin dekat, mungkin saya akan mulai bermimpi. Sekarang saya selalu mimpi buruk, teleskopnya meledak." Demikian tutur Dominika Wylezalek sambil tertawa.

Belum pernah sebelumnya, sebuah satelit dikirim dengan mengangkut begitu banyak benda. Untuk mempersiapkan teleskop hingga siap pakai akan perlu dua minggu, dan tidak boleh ada langkah salah. Setengah tahun setelah itu, teleskop akan siap untuk menyingkap rahasia alam semesta. (ml/yp)