1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jaminan Sosial Cegah Krisis Ekonomi Jadi Krisis Sosial

16 November 2010

Organisasi Buruh Internasional ILO meluncurkan Laporan Tahunan Jaminan Sosial Dunia 2010-2011.

https://p.dw.com/p/QAng
Foto: kabliczech

Jaring pengaman sosial memainkan peran penting dalam mengurangi dampak krisis ekonomi. Demikian kesimpulan Organisasi Buruh Internasional ILO, dalam peluncuran Laporan Tahunan Jaminan Sosial Dunia 2010-2011 yang berlangsung di kantor pusat lembaga PBB itu di Jenewa, Swiss, hari Selasa (16/11).

Direktur ILO untuk bidang Jaminan Sosial, Michael Cichon menegaskan, jaminan sosial mencegah krisis keuangan tidak berkembang jadi krisis sosial. "Kita tahu bahwa memang ketika suatu krisis melanda selalu harus ada langkah penyesuaian dalam skema jaminan sosial. Namun yang harus dijaga dalam suatu krisis bukan sekadar pendapatan minimum," demikian Cichon. "Yang harus ada adalah kemauan politik untuk bertindak cepat. Dan memiliki kesiapan. Adapun kesiapan itu hanya mungkin jika sudah ada suatu struktur dasar jaminan sosial, sebelum suatu krisis melanda."

Menurut ILO, Hanya 20 persen warga dunia yang sudah memperoleh jaminan penuh, itupun kebanyakan hanya di negara-megara maju. Di negara-negara industri itu, jaminan sosial mencakup 17 persen pendapat domestik bruto GDP. Mayoritas penduduk dunia memang masih tidak memperoleh jaminan sosial dengan cakupan menyeluruh, namun tidak ada satupun negara yang tidak memiliki jaminan sosial dalam berbagai bentuknya, kendati sebagian besar masih merupakan upaya yang sangat dasar.

Di negara seperti Indonesia misalnya, jaminan sosial bagi para buruh berbentuk Jamsostek, atau jaminan sosial tenaga kerja, kendati perlindungannya masih sangat minimum. Program lain yang dijalankan Indonesia dan sejumlah negara lain adalah bantuan langsung tunai. Jaminan sosial lain yang diakui adalah sistem pensiun.

Gambaran lain diungkapkan Michael Cichon, "Prosentasi buruh di seluruh dunia yang mendapat asuransi kecelakaan kerja dan penyakit terkait pekerjaan masih kurang dari 30 persen. Dan hanya 35 persen buruh perempuan yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan yang layak.

Jaminan sosial, menurut ILO, merupakan penjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik yang tak tergantikan. Khususnya dalam memberikan pendapatan pengganti dan memelihara stabilitas pasar tanpa memberi pengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi. Menurut studi ILO, salah satu yang sangat penting untuk dikembangkan adalah skema penanggulangan pengangguran, bantuan sosial, dan program-program pekerjaan umum. Skema ini jika dirancang dengan baik akan menjegah pengangguran berlarut-larut, dan turut mempercepat pemulihan ekonomi.

Michael Cichon menegaskan kebutuhan mutlak dunia akan sistem jaminan sosial yang komprehensif, "Sistem jaringan sosial ini merupakan piranti masyarakat yang paling nyata dalam melawan kemiskinan mutlak, dan ketidaksetaraan sosial. Jaminan sosial merupakan pula instrumen yang paling bisa diukur untuk memberi wajah kemanusiaan pada globalisasi."

ILO/Ging Ginanjar

Editor: Agus Setiawan