1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang Siapkan Paket Stimulus Raksasa

11 Januari 2013

Pemerintahan Shinzo Abe berencana mengucurkan paket stimulus senilai 225 Miliar US-Dollar. Dana yang sebagian berupa pinjaman itu antara lain akan digunakan untuk membangun kembali kawasan yang hancur dilanda Tsunami.

https://p.dw.com/p/17HwE
File - In this July 15, 2010 file, a woman walks by the Bank of Japan building in Tokyo. Japan's central bank kept its benchmark interest rate unchanged Tuesday, Aug. 10, 2010, acknowledging worries about falling prices and other risks to the nation's still fragile economic recovery. (AP Photo/Shizuo Kambayashi, File)
Foto: AP

Jepang menyiapkan paket stimulus ekonomi terbesar sepanjang sejarah senilai 20 triliun Yen atau sekitar 2200 triliun Rupiah. Dana itu diharapkan dapat menyeret negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu keluar dari jurang resesi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebanyak dua persen.

Pemerintah yakin paket tersebut juga akan merangsang pertumbuhan sekitar 600.000 lapangan kerja baru. "Kita harus mengakhiri resesi ekonomi dan deflasi nilai tukar Yen," kata Shinzo Abe. Ia dan partainya LDP kembali berkuasa Desember lalu usai tiga tahun berada di barisan oposisi. Pada upacara pelantikan Abe menjanjikan "awal yang cepat."

Dengan dana tersebut pemerintah Jepang berencana membangun kembali kawasan yang hancur dilanda bencana Tsunami, antara lain membangun ulang sekolah dan rumah sakit dengan konstruksi anti gempa bumi, serta merenovasi infrastruktur yang usang. Sementara sekitar 180 miliar Yen dialokasikan untuk militer Jepang.

Memerangi Resesi dan Deflasi

epa03530655 Japanese Prime Minister Shinzo Abe speaks during a news conference at the premier's official residence in Tokyo, Japan, 11 January 2013. Abe's Cabinet approved a stimulus package of more than 20 trillion yen (224 billion USD) to boost Japan's sluggish economy and fight against deflation and strong yen. EPA/FRANCK ROBICHON +++(c) dpa - Bildfunk+++
Foto: picture-alliance/dpa

Langkah ini menjadikan Tokyo sebagai salah satu pemerintahan dengan jumlah utang terbesar di dunia. Perekonomian Jepang saat ini melemah akibat deflasi nilai tukar Yen yang berujung pada menurunnya nilai ekspor. Memanasnya hubungan dengan Cina, mitra dagang terbesar Jepang, juga membebani pertumbuhan ekonomi.

Dari Juli hingga September, perekonomian Jepang anjlok sebanyak 3,5 persen. Sementara Antara April dan Juni terjadi penurunan sebesar 0,1 persen.

Deflasi dan tingginya nilai tukar Yen membebani neraca ekspor Jepang. Untuk menyiasatinya, pemerintah siap mengucurkan dana sebesar 40 Miliar US-Dollar untuk membantu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah agar tetap kompetitif di pasar internasional. Pemerintah terutama menyasar sektor penelitian dan pengembangan di bidang energi, pertanian dan kesehatan.

Utang Membebani Kredibilitas Kredit Jepang

Staff members for the Tokyo Stock Exchange are going leave for lunch break in Tokyo Tuesday, Aug. 9, 2011. Asian equity markets were sharply down early Tuesday as investors fearing a possible global economic slowdown continued to flee stocks. (ddp images/AP Photo/Hiro Komae)
Foto: AP

Pelaku pasar menyambut rencana Abe. Rencana pemerintah itu juga mendapat reaksi positif di lantai bursa. Index Nikkei melonjak ke posisi tertinggi sejak 23 bulan dan bertengger pada 10.801,57 angka menjelang sesi penutupan. Nilai tukar Yen juga sedikit melemah terhadap Dollar AS yang berarti positif bagi sektor industri.

Kendati begitu langkah pemerintah bukan tanpa risiko. Sebagian pakar ekonomi mengkhawatirkan, utang yang terus menumpuk akan mengurangi kepercayaan pasar pada kredibilitas kredit Jepang. Jika peringkat kredit Jepang diturunkan, pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi.

Selain itu sebagian ekonom Jepang juga meragukan paket stimulus ini akan punya dampak jangka panjang. Yang diperlukan adalah reformasi struktural, antara lain deregulasi di sektor kesehatan dan energi.

rzn/hp(afp/rtr/dpa)