1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Hentikan Energi Atom Sampai 2022

30 Mei 2011

Setelah tujuh bulan tarik ulur, pemerintah koalisi Jerman Minggu (29/05) malam berhasil menyepakati agenda rencana penghentian energi atom. Partai CDU/CSU dan FDP setuju penghentian operasi energi atom sampai 2022.

https://p.dw.com/p/11QgA
Pasca bencana Fukushima perdebatan energi atom di Jerman tidak lagi terbendungFoto: dapd

Tujuh reaktor atom lama yang telah berhenti beroperasi sejak Maret lalu dan reaktor Krümmel segera non aktif. Enam reaktor lainnya paling lambat non aktif sampai tahun 2021. Tiga reaktor terbaru akan berhenti beroperasi tahun 2022. Demikian dikatakan Menteri Lingkungan Jerman Norbert Röttgen Senin (30/05) dini hari, usai perundingan panjang di kantor kanselir.

Minggu (29/05) malam Kanselir Jerman Angela Merkel menerima pimpinan Partai Uni Kristen CDU/CSU dan Partai Demokrat Liberal FDP di kantornya. Haluan bersama untuk perubahan energi harus ditemukan dari tuntutan berbeda para pimpinan koalisi. Ketua Partai CSU Seehofer ingin keluar dari energi atom dalam kurun 10 tahun. Partai FDP ingin adanya koridor waktu dan revisi kesepakatan yang memungkinkan penundaan berakhirnya penggunaan energi atom.

Kanselir Jerman Angela Merkel melihat perkembangan positif dalam pembicaraan itu, "Saya sudah melaporkan, bagi kita tentu saja yang menjadi landasan adalah menjamin pasokan energi, energi yang dapat dibayar, aman, energi yang terjamin pasokannya dan tentu saja energi yang ramah lingkungan.“

Lebih lanjut Kanselir Merkel mengatakan, "Siapa yang ingin keluar dari energi nuklir, harus membuktikan bahwa peralihannya berhasil dan bagaimana kita dapat memasuki pasokan energi masa depan yang berkelanjutan."

Terkait peralihan dari energi nuklir ke energi terbarukan, akan dilakukan proses pengawasan. Kriterianya termasuk pembiayaan, keramahan lingkungan dan keamanan pasokan. Badan statistik Jerman, badan jejaring energi Jerman, badan urusan lingkungan dan badan urusan kartel Jerman akan bersama-sama mengawasi proses tersebut dan menyampaikan laporan tahunan. Selain itu Kementerian Ekonomi melaporkan, pembangunan jaringan energi baru dan Kementerian Lingkungan memberikan laporan pengembangan energi terbarukan.

Sekjen Partai FDP Christian Lindner yang juga hadir dalam pertemuan di kantor Kanselir, kepada Deutsche Welle mengatakan, "Untuk ke depan, menteri urusan energi, yakni menteri ekonomi dan menteri lingkungan, akan menyodorkan laporan tentang perluasan selanjutnya jaringan listrik, pengadaan cadangan listrik dan penambahan sumber energi terbarukan. Laporan itu akan diserahkan setiap tahun, agar rencana-rencana yang berkaitan dengan itu dapat disesuaikan. Selain itu akan ada peraturan rencana yang dipercepat. Apa mekanismenya? Kami ingin menjamin bahwa kapasitas yang diperlukan untuk mengganti energi nuklir benar-benar dapat direalisasikan."

Sementara tokoh politik FDP urusan lingkungan Michael Kauch menjelaskan, dari reaktor atom yang segera ditutup sampai tahun 2013, masih ada satu yang berfungsi sebagai apa yang disebut cadangan dingin jika sampai terjadi kekurangan energi guna mencegah padamnya listrik. Koalisi pemerintah Jerman juga ingin mempercepat pembangunan pembangkit listrik dan penyimpanan energi baru. Ini diharapkan mempercepat penyediaan infrastruktur baru, mirip seperti pada masa penyatuan kembali Jerman.

Meskipun keputusan berhenti dari penggunaan energi atom, koalisi pemerintah Jerman tetap menyepakati pajak elemen bahan bakar nuklir. Pemerintah Jerman mengharapkan pendapatan dari pajak tersebut 2,3 milyar Euro per tahun. Dengan penghentian operasi reaktor Krümmel dan tujuh reaktor atom lama sejak Maret lalu, pendapatan pajak akan berkurang sekitar satu milyar Euro. Menteri Lingkungan Jerman Norbert Röttgen mengatakan, tidak akan ada revisi tentang kesepakatan penghentian penggunaan energi nuklir itu.

Baru musim gugur tahun 2010 pemerintahan koalisi memperpanjang pengoperasian reaktor atom untuk 12 tahun. Setelah bencana atom Fukushima Maret lalu, keluarnya Jerman dari energi atom tidak terbendung lagi.

Dyan Kostermans/DW/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk