1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Jerman Rogoh 1 Miliar Euro Dorong Produksi Baterai Listrik

14 November 2018

Pasar baterai listrik saat ini dikuasai oleh negara-negara Asia, terutama Cina dan Korea Selatan. Jerman sekarang berusaha mengejar ketinggalan. Sudah terlambat kah?

https://p.dw.com/p/38EIF
Ladestation für Elektroautos
Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld

Sekalipun pembuat mobil dari Jerman punya nama besar, sebut saja BMW, Daimler/Mercedes, Porsche dan Volkswagen (VW), mereka selama ini enggan terjun ke pasar baterai listrik. Alasannya, investasinya terlalu mahal dan masa depan mobil listrik masih belum jelas.

Akibatnya, negara-negara Asia merajai pasar baterai mobil dunia. Menurut laporan Komisi Eropa dari tahun 2014, perusahaan-perusahaan Asia sudah menguasai hampir 90 persen pasar. Produsen dari Cina saja menguasai lebih 50 persennya. Baru sekarang disadari, ketertinggalan ini berdampak fatal bagi masa depan sektor otomotif, yang sekarang tergantung pada Cina dan Korea Selatan dalam mengembangkan mobil listrik.

Pemerintah Jerman berusaha mengintervensi perkembangan ini. Awal minggu ini, Menteri Perekonomian dan Energi Jerman Peter Altmeier, yang baru saja kembali dari Indonesia, mengumumkan pencurahan dana satu miliar Euro untuk mendorong inovasi dan produksi baterai listrik di Jerman dan Eropa.

Berbicara pada konferensi dua hari tentang elektromobilitas di Berlin, Altmaier mengatakan bahwa sangat penting bagi Jerman untuk mendorong sektor inovatif ini, sama halnya ketika Jerman "mendanai proyek pesawat Airbus ataupun proyek luar angkasa Eropa Ariane."

Batterie für Elektro-Auto
Teknologi dan pengembangan baterai untuk mobil listrik mahalFoto: Imago/S. Spiegl

Sangat terlambat?

Pasar baterai untuk mobil listrik sampai tahun 2025 diperkirakan akan bernilai lebih dari 80 miliar dolar AS. Jerman memang jauh tertinggal. Anak perusahaan Daimler Li-Tec pernah memproduksi sel baterai lithium-ion dari sebuah pabrik di negara bagian Sachsen. Namun pabrik itu harus ditutup tahun 2015 karena biaya operasionalnya terlalu tinggi. Perusahaan-perusahaan Jerman lain, seperti Bosch, salah satu pemasok otomotif terbesar di dunia, akhirnya memutuskan juga untuk keluar dari bisnis baterai listrik.

Pemerintah Jerman sekarang ingin menggalang prakarsa Aliansi Baterai Uni Eropa. Targetnya: meningkatkan pangsa pasar Eropa di pasar baterai listrik dari empat persen saat ini menjadi 30 persen pada tahun 2030. Untuk ukuran Eropa, ini target yang sangat ambisus. Pertanyaannya: Apakah semuanya belum terlambat?

Hingga kini, industri otomotif Jerman cenderung membeli sel baterai lsitrik dari Asia dan berkonsentrasi pada isu-isu otomotif lain, seperti mobil otonom tanpa awak. Namun kini disadari, produksi baterai listrik punya peran strategis sangat penting di industri otomotif masa depan.

Deutschland Selbstständig fahrende Auto
Selama ini perusahaan Jerman lebih fokus pada proyek mobil otonom (tanpa pengemudi)Foto: picture-alliance/dpa/D. Naupold

Mencari celah dan dukungan dana

Harian bisnis Jerman Handelsblatt mengatakan, konsorsium produksi baterai listrik baru dari Jerman akan fokus pada pengembangan baterai generasi baru dan berusaha menyerap dana-dana dukungan dari Jerman dari Uni Eropa untuk fase pengembangan. Untuk itu, penelitian dan produksi akan dipusatkan ke negara-negara Eropa Timur seperti Polandia.

Di Eropa sendiri, perusahaan Northvolt dari Swedia memimpin dalam hal inovasi. Sampai tahun 2023, Northvolt berencana meningkatkan produksi sampai kapasitas 32 gigawatt-jam per tahun. Perusahaan Perancis Saft, milik perusahaan energi Total, sedang mengembangkan baterai listrik generasi baru yang bisa digunakan untuk mobil listrik.

Tetapi penggelontoran dana pendukung satu miliar dolar tidak akan membuat perusahaan-perusahaan dari Asia gentar. Produsen sel baterai listrik terkemuka dari Asia sekarang sedang merencanakan pembangunan fasilitas produksi di Eropa dengan menggandeng perusahaan lokal.

hp/na (dpa, afp, rtr)