1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Jerman Mencari Exit Strategy untuk Pelonggaran Lockdown

13 April 2020

Setelah berhasil meredam laju penyebaran Covid-19, Jerman sekarang memikirkan langkah-langkah exit strategy untuk lambat laun kembali menuju normalitas. Apa saja tahapannya?

https://p.dw.com/p/3ap3m
Foto simbol Exit Shutdown
Foto: picture-alliance/Eibner-Pressefoto/Weber

Karena ketertiban umum dan pendidikan adalah wewenang negara bagian, para pimpinan daerah dan wakil-wakil pemerintahan federal harus selalu berkomunikasi untuk menyelaraskan langkah. Sebab langkah menuju normalisasi bukan seperti menyalakan saklar lampu, lalu semua langsung berjalan seperti sediakala. Harus ada tahapan-tahapan yang direncanakan dengan baik. Tujuan utamanya adalah menjamin agar fasilitas kesehatan tidak kewalahan melakukan perawatan.

Saat ini tercacat sudah ada lebih 120.000 orang yang terinfeksi virus corona di Jerman, dengan lebih 60.000 orang yang sembuh, lebih 2.600 orang meninggal. Indikator yang lebih penting untuk menentukan kebijakan selanjutnya adalah laju penyebaran infeksi. Jika sebelumnya angka infeksi naik dua kali lipat dalam waktu 5-6 hari, saat ini kenaikan dua kali lipat baru dicapai dalam 18-23 hari.

Para ahli juga mulai menganalisa berbagai hasil penelitian lapangan. Salah satunya di desa Gangelt, yang berpenduduk sekitar 11 ribu orang. Di sini sekitar 1000 orang diteliti secara acak, untuk menentukan berapa sebenarnya tingkat infeksi di suatu daerah pada seluruh populasi. Kawasan yang cukup terpencil ini cocok, karena tidak banyak lalu lintas orang yang keluar masuk, terletak di distrik Heinsberg, kawasan pertama di Jerman yang menjadi "episentrum" corona.

15 persen populasi terinfeksi

Setelah 1000 orang yang dipilih secara acak untuk dilbatkan dalam penelitian. Hasilnya menujukkan bahwa sekitar 15 persen populasi terinfeksi, baik dengan gejala ataupun tidak. Tingkat kematian mencapai sekitar 0,37 persen.

Ini hasil yang cukup baik, karena dari data-data statistik Johns Hopkins University misalnya, menunjukkan angkat mortalitas Covid-19 mencapai 1,98 persen, lima kali lebih tinggi. Tetapi statistik Johns Hopkins tidak didapat dari penelitian acak, melainkan hanya pencatatan hasil tes dan kasus meninggal di rumah sakit.

Hasil penelitian di Gangelt juga memberi gambaran berapa orang yang terinfeksi dan sakit parah. Hasil yang dirilis minggu lalu barulah hasil awal, masih banyak data-data yang sedang dianalisa. Tentu saja angka-angka ini akan berbeda dari satu negara ke negara lain. Untuk Jerman, para ahli merasa sudah mendapat cukup banyak data.

Penelitian lapangan untuk mengenali Covid-19

Kondisi utama yang menjadi persyaratan pelonggaran lockdown adalah: Jumlah pasien Covid-19 tidak boleh melebihi kapasitas tempat tidur, dan jumlah yang sakit parah tidak boleh melebihi jumlah tempat tidur di unit gawat darurat. Selain itu, semua alat perlengkapan kesehatan, seperti masker, pakaian pelindung dan ventilator, harus tersedia lebih dari cukup.

Dua hal juga harus segera ditentukan: tempat-tempat mana saja yang berisiko tinggi tertular Covid-19. Lalu kelompok populasi mana saja yang termasuk kelompok paling rentan sakit parah. Saat ini, Robert Koch Institut (RKI) sedang melakukan penelitian lapangan antigen di beberapa daerah, untuk menentukan berapa persen populasi yang sudah memiliki imunitas terhadap virus corona. Penelitian massal ini melibatkan 15.000 orang di berbagai tempat, kemudian akan diulang setiap 14 hari dengan 5.000 orang, untuk mengetahui faktor apa saja yang meningkatkan risiko sakit parah.

Pada saat yang sama, tes Covid-19 akan diperluas terhadap semua kelompok masyarakat yang rentan, terutama warga berusia lanjut, para petugas kesehatan dan petugas publik. Kapasitas tes akan ditingkatkan sampai 500.000 tes per hari.

Alexanderplatz Berlin
Lapangan Alexanderplatz di Berlin tampak kosong setelah pemberlakuan berbagi pembatasan akibat mewabahnya virus coronaFoto: DW/O. Evdokimova

Bagaimana tahapan untuk kembali ke situasi normal?

Tim ahli terutama mengusulkan tiga tahapan. Pertama, sekolah-sekolah dan tempat pendidikan dan toko-toko pengecer dibuka kembali. Di tempat-tempat dengan risiko penularan tinggi, warga diwajibkan memakai masker. Tenaga pengajar yang masuk kelompok berisiko tinggi untuk sementara tidak mengajar dulu.

Pada tahap kedua, restoran dan cafe akan diijinkan beroperasi lagi, dengan syarat tetap memenuhi jarak aman, yaitu 1,5 sampai 2 meter. Berarti banyak restoran harus memperkecil kapasitas tempat duduknya. Hotel-hotel juga bisa beroperasi lagi, dengan memperhatikan prosedur yang ditetapkan. Lalu lintas umum, yang selama ini tetap beroperasi dengan intensitas dikurangi, akan kembali beroperasi normal.

Yang masih tetap akan dilarang adalah acara yang melibatkan publik dalam jumlah besar: pertandingan sepakbola, pameran dagang, kongres, pertunjukan bioskop dan teater. Acara-acara seperti ini baru akan diizinkan pada tahap ketiga.

Saat ini, berdasarkan kesepakatan para pimpinan daerah dan pemerintahan federal, pembatasan diberlakukan sampai 19 April. Minggu ini akan dilakukan serangkaian konsultasi untuk menentukan, kapan langkah-langkah exit strategy bisa mulai diterapkan. Yang jelas, pengamatan harus terus dilakukan, juga untuk menentukan apakah dan kapan tahapan-tahapan berikutnya bisa diberlakukan, kata para ahli.  hp/yf  (dpa, afp, rtr)