1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Perlu Lebih "Hadir" di Indonesia

Andy Budiman11 Januari 2013

Negara muslim demokratis dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen sudah melebihi syarat untuk membuat dunia tertarik terhadap Indonesia. Belakangan, Jerman semakin sadar tentang potensi itu.

https://p.dw.com/p/17HCI
Foto: picture-alliance/dpa

Terkait potensi Indonesia itu Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman, Dirk Niebel, sejak Selasa (8/1) hingga Sabtu (12/1) berkunjung ke Indonesia.

Dirk Niebel Indonesien Besuch Sulawesi
Niebel kunjungi proyek kerjasama Jerman- Indonesia tenaga tenaga panas bumi di Manado.Foto: picture-alliance/dpa

Selama kunjungan, Niebel bertemu para pejabat Indonesia dan mengunjungi proyek kerjasama kedua negara.

Di Solo Jawa Tengah, Niebel mengunjungi antara lain Solo Techno Park. Kepada Deutsche Welle, Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang mendampingi selama kunjungan bercerita “Niebel sangat terkesan dengan perkembangan Solo Techno Park yang sangat pesat.“

Pemerintah Jerman membantu lembaga pendidikan teknik kejuruan di Jawa Tengah itu dengan memberikan peralatan dan mesin yang bisa dipakai sebagai alat pelatihan bagi para siswa. Enam tahun silam ketika baru didirikan, lembaga itu hanya bisa menghasilkan 90 lulusan. Kini, mereka bisa meluluskan 600 orang setiap tahun.

Kepada wartawan di Jakarta, Niebel mengaku akan mempertimbangkan memberi bantuan lebih lanjut untuk proyek itu. Sementara di Manado Sulawesi Utara, Niebel mengunjungi proyek tenaga panas bumi kerjasama kedua negara.

Kehadiran Jerman

Jerman perlu lebih banyak hadir di Indonesia,“ kata Direktur Friedrich Naumann Stiftung FNS Indonesia Rainer Erkens kepada Deutsche Welle. Terlalu sedikit pengetahuan tentang Indonesia dan tak banyak orang yang mempromosikan Indonesia di Jerman, kata dia.

Jerman tidak hadir sebagaimana mestinya. “Saya merasa orang Indonesia punya banyak simpati dan pandangan positif tentang Jerman,” kata dia sambil menambahkan “Sayangya para investor Jerman belum merespon kesempatan ini”.

Dirk Niebel Indonesien Besuch Sulawesi
Niebel di Manado disambut kalungan bunga.Foto: picture-alliance/dpa

Ada sekitar 250 perusahaan Jerman yang kini berbisnis di Indonesia. Belakangan kerjasama ekonomi memang semakin meningkat: Impor barang Indonesia ke Jerman naik 9,3 persen dari hampir 3 miliar pada 2010 menjadi 3,3 miliar Euro tahun 2011. Investasi langsung Jerman ke Indonesia juga naik, meski tidak signifikan: dari 103 juta Euro tahun 2010 menjadi US$ 158 juta pada 2011.

Selama ini, Indonesia lebih banyak memfokuskan upaya untuk mengundang para investor luar negeri di bidang pertambangan. Sementara Jerman lebih punya potensi dalam penyediaan jasa dan teknologi maju. Inilah yang membuat kerjasama investasi kedua negara kurang berkembang.

Belakangan, Jerman juga banyak mendukung proyek penyelamatan hutan Indonesia yang dikenal sebagai paru-paru dunia. Jerman ingin membantu Indonesia mengatasi kerusakan hutan. Laju deforestasi di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Sepuluh tahun silam, rata-rata 3 juta hektar hutan Indonesia rusak per tahunnya. Pada tahun 2012 angka itu bisa ditekan menjadi rata-rata setengah juta hektar .

Terlalu Sedikit Pengetahuan Tentang Indonesia

Dalam pertemuan dengan komunitas pengusaha dan lembaga Jerman di Jakarta Niebel terkesan dengan Indonesia. “Niebel melihat Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi sangat penting dan setara dengan Jerman,” kata Erkens.

Masalahnya, kata Erkens “Selama ini, terlalu sedikit pengetahuan Jerman tentang Indonesia: bintang yang sedang bersinar di langit Asia."

Bersama dengan Cina, Indonesia adalah negara yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6 persen setiap tahun. Jangan lupa, ini terjadi di saat hampir sebagian belahan dunia sedang dilanda krisis.

Empat tahun terakhir perekonomian Indonesia mengundang decak kagum dunia. Bank Dunia memperkirakan, tahun 2013 pertumbuhan Indonesia akan naik menjadi 6,6 persen.

Indonesia diperkirakan bakal segera masuk jajaran 15 negara dengan Gross Domestic Product atau GDP diatas satu trilyun dollar. Lembaga pemeringkat ekonomi Fitch percaya bahwa akhir tahun 2013, Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara penghutang bisa jadi akan berubah menjadi negara pemberi hutang.

Pertumbuhan orang kaya di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Credit Suisse menyebut tahun 2012 lalu ada lebih dari seratus ribu orang di Indonesia yang mempunyai kekayaan di atas 1 juta dollar Amerika. Lima tahun mendatang jumlah itu diperkirakan naik dua kali lipat.

“Ini adalah sebuah negara besar, pasar besar dengan 240 juta penduduk. Bodoh jika kami (Jerman-red) tidak memanfaatkan potensi Indonesia“ kata Erkens.

Salah satu aspek penting adalah: Indonesia dan Jerman berbagi nilai dalam soal demokrasi.

“Dalam kerjasama bilateral, kesamaan nilai sangat penting, karena hal-hal lain seperti perdagangan akan menyusul.“