1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Sepakati Jual Kapal Patroli ke Arab Saudi

11 Februari 2013

Pemerintah Jerman diprediksi memberikan lampu hijau bagi penjualan kapal patroli ke Arab Saudi, tanpa mempedulikan kritik publik terkait pelanggaran HAM di negara itu.

https://p.dw.com/p/17bvc
Lürssen WerftFoto: picture-alliance/dpa

Penjualan peralatan utama sistem pertahanan ini total mencapai nilai sekitar 1,5 milyar Euro demikian laporan Bild am Sonntag. Dewan keamanan federal Jerman dilaporkan sudah memberikan lampu hijau bagi permohonan pembelian senjata dari Arab Saudi itu.

Permohonan izin penjualan alutsista bersangkutan diajukan perusahaan galangan kapal Lürssen yang berkantor pusat di kota Bremen. Dewan keamanan federal harus memberikan izin terkait bisnis semacam itu, tapi keputusannya tidak perlu dipublikasikan.

Arab Saudi akan menerima pemasokan kapal patroli seharga 20 hingga 25 juta Euro per unitnya dalam jangka waktu dua tahun setelah kontrak ditandatangani, lapora koran itu.

Dikritik

Persetujuan pemerintah Jerman untuk menjual persenjataan ke negara yang dikategorikan masih kontroversial di bidang hak asasi manusia itu, dihujani kritik dari kalangan oposisi maupun para pembela HAM.

Protest gegen Waffenexporte
Aksi protes menentang export senjata ke Arab Saudi.Foto: dapd

"Pemerintah kelihatannya ingin menjalin bisnis senjata total dengan Arab Saudi, tanpa mempedulukan protes publik menentang penjualan senjata ke negara itu," kata Thomas Oppermann, tokoh partai oposisi Sosial Demokrat-SPD.

Pemerintah Jerman menurut laporan koran Bild am Sonntag pada bulan Desember 2012, menyepakati penjualan deikitnya 30 unit panser "Dingo". Sementara majalah berita Der Spiegel melaporkan, Arab Saudi juga menyatakan hendak membeli puluhan unit panser type "Boxer" dan tank tempur type "Leopard".

"Kini saatnya untuk menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi", kata tokoh politik partai kiri Die Linke, Jan van Aken. Human Rights Watch (HRW) yang merupakan lembaga pemantau HAM global mengritik pemerintah Arab Saudi terkait penumpasan berdarah terhadap aksi kelompok oposisi.

"Pemerintah Arab Saudi sudah memutuskan untuk terus menghukum, mengintimidasi dan mengejar kelompok yang menyuarakan pendapat berbeda dari kebijakan resmi", ujar wakil direktur HRW di Timur Tengah , Eric Goldstein, belum lama ini.

Isu Sensitif

Umstrittenes Waffengeschaeft mit Saudi-Arabien
Tank tempur Leopard 2 yang juga diminati Indonesia.Foto: dapd

Ekspor persenjataan merupakan isu amat sensitif di Jerman. Hal ini terkait masalalu kelam di zaman Nazi dan sejarah perang dunia II.

Namun belakangan ini nilai ekspor persenjataan dari Jerman terus naik. Laporan resmi pemerintah di Berlin menyebutkan, pada tahun 2011 Jerman menyepakati penjualan senjata senilai 5,4 milyar Euro, atau meningkat 14 persen dibanding tahun sebelumnya.

Rincian menyebutkan, 42 persen penjualan senjata dari Jerman dilakukan ke negara di luar Uni Eropa atau bukan anggota NATO. Arab Saudi dan Indonesia termasuk negara pelanggan persenjataan dari Jerman.

AS/RN (Reuters, AFP, dpa)