1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tambah Bantuan Bagi Pemerintah Palestina

19 Mei 2010

PM Palestina berkunjung ke Jerman dalam rangka dialog politik untuk kelangsungan kerjasama Jerman dan Palestina.

https://p.dw.com/p/NRth
PM Palestina Salam Fayyad dan Menlu Jerman Guido WesterwelleFoto: AP

Untuk pertama kalinya pemerintahan Jerman dan Palestina bertemu di Berlin. Sepuluh menteri dari kedua belah pihak turut serta dalam dialog, yang rencananya kelak akan berlangsung secara rutin setiap tahun. Lokasinya bergantian. Berlin dan Ramallah. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle tampak bangga dengan bentuk kerjasama baru ini. "Ini adalah terobosan. Pemerintah Palestina tidak memiliki forum semacam ini dengan negara lain, dimana menteri kedua kabinet membicarakan pembangunan dan perkembangan di wilayah Palestina. Kami memutuskan langkah ini karena kami percaya bahwa perkembangan dan khususnya pembenahan struktur negara di wilayah Palestina sangat diperlukan, supaya solusi dua negara tercapai di Timur Tengah."

Jerman mendukung rencana perdana menteri Palestina yang ingin menyiapkan landasan kelembagaan dan perekomian bagi suatu negara Palestina. Karena itu, bantuan bagi pemerintah otonomi akan kembali ditambah. "Yaitu 20 juta Euro tambahan bagi sarana pembangunan dan 2 juta Euro bagi bantuan kemanusiaan, kelanjutan pelatihan polisi di Tepi Barat, penghapusan batas maksimal pinjaman, rencana kerjasama ekonomi Jerman di Tepi Barat, dukungan dan bantuan bagi ilmuwan Palestina."

Perdana Menteri Salam Fayyad ingin selambat-lambatnya memproklamirkan negara Palestina merdeka tahun 2011, jika perundingan dengan Israel tetap belum menghasilkan kemajuan. Karena itu ia ingin mewujudkan landasan infrastruktur yang kuat melalui pembenahan lembaga-lembaga negara dan investasi besar-besaran.

Namun, Presiden Mahmud Abbas baru-baru ini dalam wawancara televisi menyatakan penolakannya. Ia tidak mendukung pernyataan yang hanya sepihak mengenai negara Palestina merdeka.

Dari sisi lain, semakin banyak yang ragu akan rencana sang perdana menteri. Pembangunan jalan dan pendirian sebuah kota baru di Tepi Barat dianggap para pengeritik Fayyad sebagai caranya membebaskan Israel dari tanggung jawabnya sebagai penguasa. Namun, Fayyad bertahan pada rencananya. "Salah satu alasan kerumitan di wilayah Palestina adalah terpecahnya kawasan ini. Karena itu menurut saya, harapan rakyat mulai menghilang. Harapan, bahwa proses politik bisa mencapai sesuatu. Yaitu, menurut rakyat Palestina, berakhirnya masa kependudukan Israel yang telah dimulai dari tahun 1967."

Fayyad adalah seorang pakar ekonomi. Di dunia barat ia sangat terpandang. Namun, di wilayah Palestina ia hanya memiliki sedikit dukungan. Ia tidak termasuk dalam dua fraksi besar Fatah dan Hamas dan dalam pemilihan parlemen terakhir ia hanya memperoleh tiga persen suara.

Di Berlin, Salam Fayyad berterima kasih kepada Jerman atas bantuannya. Jerman dengan ini juga menjadi salah satu perintis di Uni Eropa. Semenjak proses perdamaian Oslo tahun 1993, Jerman dan Uni Eropa mendukung pembenahan pemerintah otonomi dan lembaga-lembaga Palestian dengan uang dan tenaga ahli. Para pakar dari Jerman misalnya membantu Paletina mendirikan semacam kantor bea cukai. Namun, kantor tersebut tidak pernah menjalankan tugasnya, karena Israel menolak untuk menyetujuinya.

Bettina Marx / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Asril Ridwan