1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tawarkan Penengahan dalam Konflik Rusia-Ukraina

28 November 2018

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, Jerman bisa jadi penengah antara Ukraina dan Rusia. Kanselir Jerman Angela Merkel menelpon Presdien Rusia Vladimir Putin dan menekankan pentingnya de-eskalasi.

https://p.dw.com/p/392L0
Konflikt zwischen Russland und der Ukraine
Foto: picture-alliance/AP/Russia's Federal Security

Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan, Perancis dan Jerman menawarkan diri untuk menengahi konflik Ukraina dan Rusia di Laut Asov. Selama ini, Perancis, Jerman, Ukraina dan Rusia memang melakukan pertemuan berkala dalam rangka mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata antara Ukraina dan pihak separatis yang didukung Rusia di Donetsk dan Luhansk.

Pertemuan terkahir berlangsung hari Senin (26/11) di Berlin. Ke-empat negara ketika itu sepakat "untuk fokus pada solusi," kata Maas dalam acara Forum Kebijakan Luar Negeri di Berlin hari Selasa (27/11). "Kami harus melakukan segalanya untuk mencapai de-eskalasi guna mencegah krisis berubah menjadi bahaya yang jauh lebih serius bagi keamanan Eropa," katanya.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina  dipicu insiden hari Minggu (25/11) ketika Rusia menembaki dan menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina yang memasuki Laut Azov. Rusia menuduh para kru kapal-kapal itu melakukan pelanggaran perbatasan dan tidak bereaksi setelah diperingatkan. Kru kapal itu sekarang ditahan di Rusia.

Deutschland Berlin Heiko Maas, Außenminister SPD
Menlu Jerman Heiko MaasFoto: picture-alliance/dpa/B.v. Jutrczenka

Merkel berbicara dengan Putin

Kanselir Jerman Angela Merkel menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin Senin malam untuk menekankan "keharusan untuk de-eskalasi dan dialog," kata juru bicara pemerintah Steffen Seibert. Putin mengecam apa yang disebutnya "perilaku provokatif" dari Ukraina, dan mengatakan dia berharap Berlin dapat "memengaruhi" Ukraina untuk menahan diri dari tindakan seperti itu di masa depan. Putin juga menyatakan keprihatinan tentang keputusan Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk memberlakukan darurat militer selama 30 hari.

Merkel dan Putin sepakat akan menunggu "analisis insiden perbatasan Rusia dan Ukraina itu dengan partisipasi para ahli keamanan," kata Steffen Seibert.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko Selasa (27/11) memperingatkan adanya ancaman perang. Dia mengatakan Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan:

"Ukraina berada di bawah ancaman perang skala penuh dengan Rusia," katanya dalam wawancara di televisi nasional.

Ukraine Kiew Parlamentssitzung Verkündung Kriegsrecht
Parlemen Ukraina menyetujui penerapan Darurat Perang karena konflik di Laut AsovFoto: Reuters/V. Ogirenko

Tanggapan AS: Itu agresi

Duta besar Ukraina untuk Jerman Andrij Melnyk meminta Jerman untuk memberikan bantuan militer. "Kami berharap dari mitra Jerman kami, agar kapal-kapal angkatan laut Uni Eropa dan NATO dikirim ke Laut Hitam dan Laut Asov sesegera mungkin untuk mencegah tindakan perang dari Moskow," katanya kepada harian Jerman Bild.

Mengenai insiden antara Angkatan Laut Rusia dan Ukraina di Laut Azov, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada harian Washington Post: "Saya tidak suka agresi itu".

Donald Trump mengatakan, dia mungkin tidak jadi bertemu dengan presiden Rusia Vladimir Putin disela-sela KTT G20 yang diadakan di Argentina pada Jumat dan Sabtu. "Mungkin saya bahkan tidak akan mengadakan pertemuan," dengan Putin, kata Trump. Moskow tidak memberi tanggapan tentang pernyataan Presiden AS itu.

hp/yf (dpa, afp, ap)