1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman, Tujuan Pencari Kerja di Eropa

19 Januari 2012

Krisis utang menyebabkan angka pengangguran sangat tinggi di sejumlah negara zona Euro. Semakin banyak generasi muda Yunani atau Spanyol yang mencari kerja di Jerman.

https://p.dw.com/p/13lhC
Ilustrasi awan gelap di atas Frankfurt
Ilustrasi awan gelap di atas FrankfurtFoto: picture alliance/dpa

Sebagai perbandingan, angka pengangguran di Jerman saat ini berada di peringkat keempat terendah setelah Austria, Luksemburg dan Belanda. Sedangkan menurut lembaga statistik Uni Eropa, Eurostat, Yunani dan Spanyol berada di posisi paling bontot. Separuh dari total warga berusia di bawah 25 tahun di kedua negara tersebut adalah pengangguran.

Kini semakin banyak warga dari negara yang terkena imbas krisis utang zona Euro lari ke Jerman untuk mencari kerja. Direktur Layanan Penempatan Tenaga Kerja Asing di Jerman (ZAV), Monika Varnhagen, menjabarkan, "Saat ini ketertarikan terbesar datang dari Yunani dan Spanyol. Jerman juga populer diantara warga Portugal serta Italia. Meski memang tidak sebesar minat dari Spanyol. Tapi di kedua negara tersebut ada juga warga yang ingin bekerja di Jerman."

Prasyarat mutlak untuk mendapatkan kerja di Jerman tentunya adalah fasih berbahasa Jerman. "Baik itu pelatihan maupun pekerjaan di Jerman, kunci suksesnya minimum mengetahui dasar berbahasa Jerman. Baru bisa mulai membangun kehidupan di Jerman," jelas Varnhagen.

Direktur ZAV, Monika Varnhagen
Direktur ZAV, Monika VarnhagenFoto: ZAV/Bundesagentur für Arbeit

Jerman butuh tenaga kerja

Kebutuhan akan insinyur yang handal, spesialis di bidang teknik, pegawai hotel dan industri katering, suster serta dokter terus bertambah di Jerman. Bersama partner di negara-negara bagian, juru bicara ZAV, Beate Raabe, menginformasikan peluang kerja di Jerman. "Sebagai contoh baru-baru ini kami menyalurkan seorang dokter spesialis dan seorang psikolog anak ke sebuah klinik di Bedburg karena mampu berbicara bahasa Jerman dengan baik. Kliniknya juga sangat terkesan karena mereka mendapatkan dokter yang memenuhi syarat dan berkualitas," ujar Raabe.

Lebih jauh, perusahaan-perusahaan Jerman melalui event yang digelar ZAV di Spanyol dan Yunani berkesempatan untuk berbincang langsung dengan para pencari kerja. Kembali Beate Raabe, "Kami menggelar 3 hari rekrutmen di sana untuk menyeleksi pencari kerja. Pemberi kerja kemudian mewawancarai langsung untuk mempelajari para kandidat. Prosedur seleksi masih berlangsung hingga sekarang, karena kalau mencari pekerja sangat terampil selalu prosesnya lebih panjang. Tapi perusahaan-perusahaan yang ikut sangat puas dengan kualifikasi para kandidat yang ditemui di sana."

Salah satu event ZAV di tahun 2009
Salah satu event ZAV di tahun 2009Foto: ZAV

Warga memilih di Jerman

Perkembangan semacam ini mendorong suatu perubahan terhadap situasi pasar tenaga kerja Jerman. Kuatnya perekonomian Jerman berujung pada semakin banyaknya pengangguran yang berhasil mendapatkan pekerjaan. Kenyataan ini juga yang menjadi alasan mengapa jumlah warga Jerman yang berusaha mencari kerja di luar negeri menurun dalam satu tahun terakhir. Monika Varnhagen: "Ini berarti semakin membaiknya pasar tenaga kerja di Jerman, semakin sedikit warga Jerman yang dulunya kesulitan mencari kerja di dalam negeri sehingga memilih bekerja di luar negeri. Dulu itu menjadi motif yang kuat. Hampir 90 persen warga Jerman yang kami salurkan untuk bekerja di luar negeri adalah pengangguran."

Tahun 2010, lebih dari 11 ribu warga Jerman memilih bekerja di luar negeri. Di tahun 2011, jumlah tersebut berkurang menjadi sekitar 9.400 orang. Warga Jerman yang bermata pencaharian sebagai pelayan, koki dan staf katering adalah mereka yang paling banyak hengkang ke luar negeri. Begitu juga dengan para pekerja di industri kontruksi. Negara-negara yang paling populer sebagai tujuan warga Jerman mengadu nasib adalah Swiss, Austria dan Belanda.

Monika Lohmüller/Carissa Paramita

Editor: Andy Budiman