1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tutup Kedubes di Yaman

4 Juni 2011

Jerman menutup kedutaan besarnya di Yaman dan menarik pulang para diplomatnya.

https://p.dw.com/p/11UOi
Aksi protes di YamanFoto: AP

Baru-baru ini di Yaman terjadi pelanggaran HAM ynag tidak dapat diterima, tandas Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle. Pernyataan itu disampaikannya hari Sabtu (04/06), dalam kunjungannya ke Hanoi, Vietnam. Westerwelle menjelaskan, akibat pertempuran yang terjadi baru-baru ini di negara itu, ia terpaksa menarik pulang para diplomat Jerman, dari negara tersebut. Selain itu menteri luar negeri Jerman tersebut juga mendesak semua warga negara Jerman untuk keluar dari Yaman, sesegera mungkin.

Uni Eropa kini juga mempertimbangkan bersama, reaksi apa yang harus diambil menyusul semakin tajamnya ketegangan politik di Yaman. Di Brüssel, petugas urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengemukakan, Uni Eropa mengaktifkan mekanisme untuk mengevakuasi warga Uni Eropa yang ingin keluar dari negara itu. Oleh karena itu kini dihidupkan badan Uni Eropa untuk perlindungan dari bencana MIC. Namun tak disebutkan, berapa jumlah orang Eropa yang tinggal di Yaman. Dalam hari-hari belakangan ini, sudah banyak negara yang menarik diplomatnya dari negara itu, dengan alasan faktor keamanan.

Pesan Audio untuk Menenangkan Masyarakat

Sementara itu ketegangan di Yaman meruncing. Hari Jumat kemarin (03/06), Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, terluka akibat serangan di kediamannya. Enam penjaga keamanan tewas dan pejabat tinggi lainnya terluka akibat serangan tersebut. Lewat pesat audio yang diputar di televisi milik negara, Presiden Saleh menyerukan pasukan keamanan untuk melawan yang disebutnya sebagai gerombolan bersenjata yang menembaki istananya.

Presiden Saleh juga menuduh a klan rivalnya bertanggungjawab atas insiden serangan tersebut dan mengumumkan akan menghancurkan I apa yang disebutnya gerombolan putra-putra Al Ahmar. Syek Sadek Al Ahmar adalah pemimpin suku yang berpengaruh, yang bersama para pengikutnya sejak tanggal 23 Mei lalu bertempur sengit melawan pasukan pemerintah di Sanaa.


Tekanan Internasional Meningkat


Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jerman kembali menyerukan diakhirinya aksi kekerasan di Yaman. Menteri Pertahanan Jerman, Guido Westerwelle mengungkapkan sejak berminggu-minggu pemerintah Jerman mengamati situasi di Yaman dengan penuh kekhawatiran. Seruan agar Presiden Saleh melindungi rakyatnya, memulai transisi secara teratur, termasuk membangun dialog damai – tidak dipenuhi.

Sejak pecahnya aksi protes melawan kekuasaan Saleh di Yaman, Januari lalu, sudah lebih dari 370 orang tewas. Hampir separuh dari jumlah tersebut, tewas dalam sepuluh hari terakhir ini. Tiga kali upaya perundingan yang digagas negara-negara Teluk ditolak oleh Saleh.

Para pakar mencemaskan, situasi di negara miskin di Semenanjung Arab ini semakin memburuk dan menjadi resiko keamanan di kawasan itu.

Sabine Faber (dpa, rtr, dapd, afp)/Ayu Purwaningsih

Editor : Marjory Linardy