1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Ancam Batalkan Pertemuan dengan AS

16 Mei 2018

Korea Utara mengatakan akan "mempertimbangkan kembali" pertemuan bulan depan dengan Presiden AS Trump. Komentar itu datang sehari setelah latihan militer gabungan AS-Korea Selatan.

https://p.dw.com/p/2xmn8
Südkorea TV Donald Trump, Kim Jong Un
Foto: picture-alliance/AP Photo/Young-joon

Korea Utara akan mempertimbangkan kembali menghadiri pertemuan puncak dengan Amerika Serikat jika pembicaraan tentang denuklirisasi terlihat bersifat hanya "satu pihak", demikian ditegaskan wakil menteri luar negeri Korea Utara  Kim Kye Gwan, dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita KCNA, hari Rabu (16/05).

Korea Utara menunda pembicaraan dengan Korea Selatan pada hari Selasa (15/05) setelah latihan militer gabungan AS-Korea Selatandimulai sehari sebelumnya. Pemimpin Korut, Kim Jong Un dan Presiden Amerika Utara Donald Trump dijadwalkan bertemu pada tanggal  12 Juni 2018 di Singapura untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea.

Apa yang dikatakan Kim

Ditegaskan oleh Kim: "Kami tidak lagi tertarik pada negosiasi yang akan membuat kami terpojok dan mendesak  permintaan sepihak pada kami untuk melepaskan nuklir dan ini akan memaksa kami untuk mempertimbangkan kembali apakah kami akan mewujudkan pertemuan KTT Korea Utara-AS."

Ia melanjutkan: "Kami telah menyatakan kesediaan kami untuk mendenuklirisasi semenanjung Korea dan berulang kali menyatakan bahwa AS harus mengakhiri kebijakan dan ancaman yang bermusuhan sebagai prasyarat."

"Kami akan menanggapi pemerintahan Trump jika mendekati pertemuan puncak Korea Utara-AS, diniatkan dengan maksud yang jujur ​​untuk meningkatkan hubungan," demikian ditambahkannya.

Dia mengritik komentar baru-baru ini dari penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, tentang bagaimana kebijakan atas denuklirisasi di Korea Utara harus mengikuti "model Libya" dalam hal perlucutan senjata nuklir dan melakukan "pembongkaran lengkap fasilitas nuklirnya, dapat diverifikasi dan tak dapat ditarik kembali."

Dia juga mengkritik komentar AS yang mendesak Korea Utara tidak hanya harus meninggalkan senjata nuklirnya  tetapi juga senjata biologi dan kimia.

Baca juga:Korut Tuding Amerika Provokasi dan Menyesatkan Opini Publik

Latihan berlanjut

Departemen Luar Negeri AS menekankan bahwa Kim Jong Un sebelumnya memahami perlunya latihan bersama yang telah lama direncanakan untuk tetap dilanjutkan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan: "Kami akan terus melanjutkan dan merencanakan pertemuan antara Presiden Trump dan Kim Jong Un."

Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan, manuver militer bersama akan berlanjut seperti yang direncanakan untuk dua minggu ke depan.

Juru bicara kementerian Unifikasi Korsel Seoul Baek Tae-hyun mengatakan keputusan Korea Utara bertentangan dengan semangat pertemuan antar-Korea bulan lalu, di mana para pemimpin kedua Korea bersumpah untuk bekerja sama menuju "denuklirisasi sepenuhnya" di Semenanjung Korea dan menjanjikan perdamaian yang bersifat permanen.

Beberapa analis melihat peringatan terbaru Korea Utara  ini sebagai unjuk gigi kekuatan Korut terhadap Trump. Negara ini memiliki sejarah panjang perilaku provokatif dan sebelumnya telah membatalkan kesepakatan dengan Seoul dan Washington pada menit terakhir, termasuk reuni yang direncanakan untuk keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-1953 dan janji untuk menangguhkan tes senjata pada tahun 2012 dengan imbalan bantuan pangan.

ap/vlz (AP, AFP, Reuters)