1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jurnalis Indonesia Tertembak saat Demo Hong Kong

30 September 2019

Seorang Jurnalis Indonesia yang bekerja untuk Suara Hong Kong News cedera di bagian mata kanan setelah tertembak proyektil yang dilepaskan oleh polisi anti huru hara.

https://p.dw.com/p/3QUFH
Hongkong Protest gegen China & Auslieferungsgesetz

Veby Mega Indah tengah menyiarkan siaran langsung pada kanal Facebook 'Suara' mengenai unjuk rasa di jembatan yang menghubungkan Menara Imigrasi dan stasiun MRT Wan Chai. Pada siaran langsung tersebut dapat terlihat pada menit ke-32 dimana para demonstran dan polisi anti huru hara mulai berhadapan di atas jembatan. Setelah polisi mundur lalu terdengar suara tembakan dari arah polisi. Tak berapa lama setelah suara penembakan itu rekaman tersebut terlihat jatuh, teriakan-teriakan "pertolongan pertama!" pun terdengar beberapa kali. Selang beberapa menit video tersebut terhenti.

Dikutip dari laman South China Morning Post, setelah Veby cedera dan terjatuh, ia tetap sadar namun tidak bisa bergerak. Petugas paramedis datang 20 menit kemudian dan melarikan Veby dengan ambulans ke Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole Eastern Hospital. Ketua Asosiasi Jurnalis Hong Kong, Chris Yeung Kin-hing, menuntut penjelasan dari kepolisian.

"Tindakan itu hampir menyerang wartawan. Ada juga petugas polisi yang menggunakan semprotan merica pada wartawan pada hari Minggu, dan sejumlah kasus wartawan terkena peluru karet sebelumnya," kata Kin-hing dikutip dari laman South China Morning Post.

Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong, Ricky Suhendar, mengatakan kepada DW pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian Hong Kong untuk meminta penjelasan resmi. Menurutnya masih perlu investigasi lebih lanjut dari kepolisian mengenai kejadian yang menimpa Veby.

"Kalau berdasarkan pengamatan kita ya di lapangan, dari beberapa kejadian demo, saya rasa ini tidak ditargetkan ke wartawan. Karena wartawan dalam meliput diberikan perlindungan, artinya tidak akan menjadi target," kata Ricky. Menurutnya akibat kondisi yang rusuh polisi tidak bisa menargetkan tembakan ke arah yang seharusnya. "Dari beberapa kejadian demo pun kalau tembakan itu selalu dilemparkan secara tidak menarget, tetapi dilemparkan ke tengah-tengah, ke jalan, tidak mengena langsung," ujarnya.

Ricky menjelaskan dirinya telah menanyakan kepada Veby soal teknis penembakan. "Pada saat penembakan itu Veby unfortunately ada di barisan depan, kelihatannya lalu terkena bouncing dari bola karet tersebut. Dan itu pun saya tanyakan ke Mbak Veby, memang terkena bouncing dari situ," katanya. "Memang ini meleset lah ya artinya," tambah Ricky. Pihak kepolisian Hong Kong Senin (30/09) pagi juga sudah menjenguk Veby dan menyampaikan penyesalan atas kejadian tersebut.

Veby sendiri hingga berita ini diturunkan masih belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Dari penanganan medis sebelumnya, Veby mendapatkan tiga jahitan pada bagian luar kelopak matanya. Ia masih dalam observasi dokter dalam sepekan ke depan.

yp/ts (south china morning post)