1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak Bola

Klopp: Menang Liga Champions, Kami yang Terbaik di Dunia

Jana Schäfer
1 Mei 2019

Pelatih LFC Jürgen Klopp membawa klubnya memenangkan gelar juara Liga Champions 2018-2019, setelah menang 2-0 atas Tottenham Hotspur di Madrid (01/06). Simak wawancara ekslusif DW dengan Jürgen Klopp.

https://p.dw.com/p/3HjdQ
UEFA Champions League Finale | Tottenham Hotspur v FC Liverpool
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas

Liverpool berhasil menjuarai Liga Champions 2018/2019 setelah mencetak skor 2-0 atas Tottenham Hotspur di Madrid (01/06). Gol pertama dicetak Mohamed Salah di menit kedua dan dimantapkan Divock Origiri di menit ke-86. Bagi Liverpool, ini adalah gelar Liga Champions keenam mereka. Bagi sang Pelatih, trofi ini mengakhiri catatan buruknya di partai final, setelah Liverpool kalah dari Real Madrid pada musim lalu, dan saat masih bersama Dortmund tahun 2013. 

Beberapa waktu lalu, DW mewawancarai pelatih yang menjuarai final pertamanya di DFB-Pokal 2012 bersama Borussia Dortmund tersebut.  

DW: Apa yang lebih penting: memenangkan Champions League atau Premier League?

Jürgen Klopp: Pada Jumat malam (03/05), memenangkan Liga Inggris lebih penting. Kemudian pada hari Rabu (08/05), memenangkan Liga Champions lebih penting. Kemudian di akhir pekan, Liga Inggris kembali. Kemudian pada hari Selasa (14/05), kembali ke Liga Champions. Jadi saya tidak bisa membuat keputusan itu. Kami harus memainkan sepakbola terbaik di setiap pertandingan. Tetapi jika Anda bertanya kepada para fans, jawabannya yang jelas: mereka ingin memenangkan Liga Inggris lebih dari segalanya.

UEFA Champions League Triumphfahrt FC Liverpool
Liverpool disambut ribuan fans saat parade memamerkan trofi Juara Liga Champions (02/06)Foto: Getty Images/N. Roddis

Tapi Anda nyaris memenangkan Liga Champions musim lalu di final melawan Real Madrid ...

Perjalanan tahun lalu telah banyak membantu kami karena itu sulit. Itu adalah pengalaman yang sangat menarik. Kalah adalah pengalaman yang sangat menarik. Bukan sesuatu yang diinginkan, tetapi itu seperti obat yang sangat kuat. Dan jika bisa menerimanya, itu bisa membantu.

Saya kalah di enam final terakhir yang saya ikuti. Itu bukan hari-hari terbaik dalam hidup saya, tetapi kalah tidak membuat saya menjadi orang yang rusak. Bagi saya, hidup adalah tentang mencoba lagi dan lagi. Ini semua tentang pengalaman dan bagaimana kita menggunakannya dan apa yang kita dapatkan darinya.

Apa kualitas terbaik Anda sebagai pelatih yang membuat Anda berbeda?

Saya selalu sangat tertarik pada orang dan itu tidak pernah berubah. Masalah para pemain telah banyak berubah karena media sosial dan hal-hal seperti itu. Mereka berada di bawah banyak tekanan. Mereka semua masih sangat muda namun mereka diadili setiap hari. Ini seperti hidup terus-menerus di rumah kaca, karena semua orang melihat semua yang dilakukan, dan setiap kesalahan dan kegagalan dinilai.

Jika kami baik, kami luar biasa. Jika kami tidak begitu baik, kami adalah yang terburuk di dunia.

Tidak ada di antara keduanya, tidak ada area abu-abu - hanya ada hitam dan putih. Daerah abu-abu entah bagaimana telah menghilang.

UEFA Champions League Triumphfahrt FC Liverpool
Klopp bersama para pemainnya di atas bus terbuka saat parade juara Liga Champions (02/06)Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Coombs

Jika menang Liga Champions, kami adalah yang terbaik di dunia. Jika kalah, tidak ada yang peduli mengapa. Kami bahkan bukan yang terbaik kedua: kami adalah yang terburuk. Dan orang-orang yang mengatakan itu bahkan belum pernah masuk final, tetapi mereka memiliki media sosial. Saya tidak di media sosial jadi saya pribadi tidak mendengar apa yang orang katakan. Tetapi para pemain menggunakannya dan mereka mendapatkan semua kritik. Mereka baik-baik saja dengan itu. Mereka tahu kita semua dihakimi oleh dunia luar.

Bagaimana Anda membantu pemain Anda menghadapinya?

Saya mendengarkan mereka. Saya masih memiliki banyak kontak dengan pemain saya dari mantan klub dan mereka menelepon saya dan meminta saran dan bertanya apa pendapat saya. Dan saya senang untuk mendengarkan mereka. Saya tidak membuat keputusan untuk mereka tetapi ketika mendengarkan orang berbicara, mereka sering kali membuat keputusan sendiri. Saya hanya perlu mengajukan pertanyaan yang tepat dan orang itu mencari tahu sendiri. Itu cara terbaik untuk melakukannya. 

Jürgen Klopp, 51, telah menjadi pelatih klub Liga Premier Inggris Liverpool sejak mengambil alih dari Brendan Rodgers yang dipecat pada Oktober 2015. Dia masih menanti gelar pertamanya bersama klub setelah Liverpool menjadi runner-up di Europa League 2015-16 dan runner-up di Champions League tahun lalu. Dalam posisi sebagai pelatih di Borussia Dortmund, Klopp memenangkan Bundesliga dua kali, termasuk gelar ganda Bundesliga dan Piala Jerman pada 2011-12.

Wawancara dilakukan oleh Jana Schäfer. (vlz/ts)