1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabut Asap Ancam Formula 1 di Singapura

15 September 2015

Sementara Indonesia menerjunkan 1600 serdadu tambahan buat melawan kebakaran hutan di Riau, Singapura kelimpungan soal kabut asap yang mengancam penyelenggaraan ajang balap Formula 1.

https://p.dw.com/p/1GWa0
Singapur Smog
Asap tebal menutupi area sirkuit Formula 1 di SingapuraFoto: Reuters/E. Su

Asap tebal yang menyelimuti Singapura dan Malaysia memaksa pemerintah setempat menutup sekolah dan mengeluarkan peringatan bahaya kesehatan. Kabut asap terutama menjadi perkara buat Singapura yang tengah mempersiapkan penyelenggaraan ajang balap Formula 1 akhir pekan ini.

Seorang juru bicara F1 mengatakan pihaknya bakal terpaksa membatalkan ajang balapan jika kabut asap menyebabkan "jarak pandang rendah, ancaman kesehatan buat penduduk atau mengganggu teknis operasional."

Singapur Smog F1 Grand Prix
Kabut asap yang menyelimuti Singapura membuat rendah jarak pandang di sekitar sirkuit Formula 1. Jika asap terlalu tebal, panitia akan terpaksa menunda atau bahkan membatalkan balapan lantaran masalah keamananFoto: Reuters/E. Su

Sebelumnya Singapura dan Malaysia telah membatalkan sejumlah even olahraga lantaran "isu kesehatan". Panitia F1 mengaku akan memantau situasi udara dengan seksama dan akan mengambil keputusan secara "kolektif" dengan lembaga pemerintah terkait.

Kabut asap bukan hal asing buat F1. Polusi udara juga menjadi masalah rutin pada Grand Prix Cina di Shanghai. Tahun 2013, sesi latihan akhir jelang Grand Prix India bahkan diundur lantaran rendahnya jarak pandang.

Indonesien Dunst Rauch Qualm Smog Batanghari Fluss Sumatra Waldbrand Löschung
Serdadu tambahan dikerahkan buat memerangi api di Riau. Indonesia juga mendapat bantuan dari Singapura berupa pesawat pemadam kebakaran.Foto: Reuters/Beawiharta

Sementara itu pemerintah Indonesia memerintahkan pengiriman 1600 personil tambahan dari TNI untuk memerangi kebakaran hutan di Riau. Mereka akan bergabung dengan 1000 serdadu lain yang diterjunkan sejak pekan lalu.

Selain itu Presiden Joko Widodo juga mengklaim bakal menindak "pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kebakaran hutan," di Sumatera. "Saya minta kepada Kapolri agar penegakan hukum dilakukan," ujarnya. "Jika tidak tiap tahun akan seperti ini."

Kebakaran hutan di Riau banyak berkaitan dengan pembukaan lahan untuk kelapa sawit atau hutan produksi. Kebanyakan petani kecil memilih membakar hutan karena dianggap sebagai cara yang paling murah buat membuka lahan. Namun begitu Istana Negara mengindikasikan adanya perusahaan besar yang turut terlibat.

Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, pemerintah pekan ini akan menjatuhkan sanksi kepada tiga atau empat perusahaan dari 26 yang berada di bawah penyelidikan.