1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Kami Adalah Satu Bangsa"

Jerman sudah terbelah selama hampir 40 tahun, ketika Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dalam kunjungannya di Berlin Barat Juni 1987 menyerukan pada pimpinan Uni Soviet untuk meruntuhkan tembok Berlin.

https://p.dw.com/p/JwTT
Warga Berlin di sekitar Branderburger Tor, gerbang antara Berlin Barat-Timur, 9 Nov 1989Foto: picture alliance/dpa

"Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini.“

Seruan ini disambut dengan semangat, tetapi ketika itu hanya dengan harapan tipis. Walaupun demokrasi dan keterbukaan sudah mulai tumbuh di banyak negara tetangga Jerman Timur di Eropa Timur, pemimpin Jerman Timur saat itu, Erich Hocker, tetap menolaknya. Januari 1989 ia masih mengatakan, bahwa tembok Berlin akan tetap berdiri sampai 100 tahun mendatang.

Namun sejarah menunjukkan hal yang berbeda. Tahun 1989 gelombang demonstrasi di jalan-jalan di Jerman Timur menekan pemerintahannya. Akibatnya, awal November pemerintah Jerman Timur mengeluarkan aturan bagi kebebasan bepergian yang terbatas. Anggota politbiro Günther Schabowski mengumumkan aturan baru ini pada malam tanggal 9 November 1989.

"Karena itu kami memutuskan untuk membuat aturan yang dapat memperbolehkan setiap warga Jerman Timur pergi melewati perbatasan.“

Schabowski memberikan interpretasi salah dan mengatakan, aturan ini berlaku dengan segera. Malam itu juga ribuan warga Jerman Timur menyerbu perbatasan ke Jerman Barat. Para penjaga perbatasan kaget dan bingung. Mereka akhirnya membuka perbatasan dan mengijinkan warga masuk ke Jerman Barat. Ini adalah awal dari runtuhnya tembok Berlin yang membuka jalan bagi persatuan Jerman. Warga Jerman Timur meneriakannya dalam slogan: "Wir sind ein Volk", "Kami adalah satu bangsa."

Setelah pemilihan umum bebas pertama di Jerman Timur, partai Uni Kristen Demokrat CDU menyerukan bergabungnya Jerman Timur ke Jerman Barat dengan segera. CDU Jerman Timur memang muncul sebagai pemenang pemilu. Di Jerman Barat Kanselir Jerman Helmut Kohl menggunakan kesempatan baik yang sudah ditunggu sejak lama. Pemerintahannya, yang didukung oleh semua partai di parlemen Jerman Bundestag, berunding dengan pemerintah Jerman Timur.

Perundingan paralel dilakukan dengan negara-negara pemenang Perang Dunia ke-2 tentang bersatunya kembali Jerman Barat dan Jerman Timur. Helmut Kohl berjanji: "Kami, warga Jerman, belajar dari sejarah. Kami adalah rakyat yang cinta perdamaian. Dan kami tidak akan mengorbankan demokrasi begitu saja kepada musuh perdamaian dan kebebasan. Bagi kami, cinta tanah air, cinta kebebasan dan kerukunan antar negara tetangga selalu berjalan seiring.“

Pertengahan tahun 1990 mata uang D-Mark diberlakukan di Jerman Timur. Kedua negara Jerman mempunyai satu mata uang dan bersatu di bidang ekonomi. Agustus 1990 dewan perwakilan rakyat Jerman Timur memutuskan penggabungan ke Jerman Barat. Tidak lama setelahnya perjanjian reunifikasi sepanjang 1100 halaman ditandatangani dan pada malam tanggal 3 Oktober 1990 seluruh rakyat Jerman merayakan persatuan negaranya. Presiden Jerman saat itu, Richard von Wizsäcker, mengatakan, “Apakah persatuan ini berhasil dengan baik, tidak ditentukan oleh perjanjian atau konstitusi, namun oleh perilaku setiap individu.”

Bernd Grässler / Anggatira Rinaldi
Editor: Hendra Pasuhuk