1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanselir Merkel Berkunjung ke Israel

24 Februari 2014

Kanselir Jerman Angela Merkel berangkat ke Israel disertai hampir seluruh anggota kabinet. Merkel ingin mempromosikan solusi dua negara dan berharap Israel mau mengubah politik pemukiman.

https://p.dw.com/p/1BESh
Foto: picture-alliance/dpa

Kedatangan Merkel ke Israel dalam rangka konsultasi pemerintahan Jerman-Israel di Yerusalem. Kali ini, Kanselir Jerman itu disertai 16 menteri dan pejabat tinggi pemerintahan. Konsultasi Jerman-Israel adalah acara rutin yang dilakukan setiap tahun, dan menandai eratnya hubungan antara kedua negara. Itu sebabnya, PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut kunjungan Merkel sebagai "tanda persahabatan".

Hampir semua anggota kabinet Jerman ikut serta dalam konsultasi dua hari di Yerusalem. Pertemuan ini sekaligus mempersiapkan perayaan 50 tahun hubungan Jerman-Israel tahun 2015 mendatang. Inilah delegasi terbesar yang pernah dikirim Jerman ke Israel.

Tapi konsultasi ini dibayangi oleh sengketa antara Uni Eropa dan Israel tentang kebijakan yang dijalankan Israel di daerah Palestina yang diduduki. Uni Eropa tidak mengakui wilayah yang diduduki Israel sebagai bagian dari negara itu.

Karena itu, semua produk yang dibuat oleh perusahaan Israel di daerah yang diduduki tidak boleh diberi label "Made in Israel" kalau ingin masuk ke Uni Eropa. Produk-produk itu juga tidak mendapat keringanan pajak seperti produk-produk asal Israel yang lain.

Solusi dua negara

Politik pemukiman yang dijalankan Israel adalah hambatan utama bagi perundingan damai antara dengan Palestina. Sebelum berangkat ke Yerusalem, Kanselir Merkel kembali menegaskan dukungannya pada perundingan damai yang diprakarsai oleh menlu AS John Kerry.

"Tanpa sebuah perjanjian damai, baik Israel maupun Palestina tidak akah memiliki masa depan yang cerah", kata Merkel. Tujuan utama adalah mewujudkan apa yang disebut "solusi dua negara". Yaitu pembentukan Negara Palestina, kemudian pengakuan kedaulatan Israel oleh Palestina dan sebaliknya.

Merkel menyatakan, ia akan menggunakan kunjungan kali ini "untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel mengenai berbagai hambatan yang masih ada" dalam perundingan perdamaian dengan Palestina.

Israel tolak kritik

Tapi PM Israel Benjamin Netanyahu menolak kritik atas politik pemukimannya. "Siapa yang mengatakan bahwa pemukiman (di Tepi Barat) merupakan hambatan utama, harus tahu bahwa kami juga tidak mendapat perdamaian ketika dulu menghentikan pembangunan pemukiman di Jalur Gaza".

Menurut Netanyahu, hambatan utama bukan politik pemukiman, melainkan sikap Palestina yang sampai saat ini tidak mau mengakui eksistensi negara Israel.

Pada akhir konsultasi Jerman-Israel di Yerusalem, Presiden Israel Shimon Peres akan memberikan penghargaan kepada Kanselir Merkel atas jasa-jasanya meningkatkan hubungan antara kedua negara.

hp/ab (dpa, afp)