1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kapal Pencari Suaka Australia Karam di Laut Indonesia

30 Agustus 2012

Regu penyelamat berhasil mengangkat 55 orang yang terombang-ambing di laut Kamis (30/08), sehari setelah sebuah kapal berisi 150 pencari suaka yang sedang menuju Australia menghilang di lepas pantai Indonesia.

https://p.dw.com/p/160KV
Foto: AP

Setelah Indonesia menghentikan pencarian, enam orang berhasil diselamatkan oleh sebuah kapal pengangkut barang, sementara 49 lainnya diangkat dari laut oleh kru Angkatan Laut Australia setelah lokasi mereka ditemukan oleh pesawat pengintai Kamis (30/08).

“Kapal kami berhasil menyelamatkan 55 orang. Tiga diantaranya mengalami luka serius namun telah berada dalam kondisi stabil“ demikian pernyataan Otoritas Keselamatan Maritim Australia AMSA.„Kapal kami masih ada di lokasi, tapi kemampuan kami untuk melakukan pencarian terbatas dan menunggu sampai Jumat siang.“


Kronologi Penyelamatan


Kepala misi penyelamatan Indonesia di pelabuhan Merak Jawa Barat mengatakan, kelihatannya satu diantara yang selamat telah digigit oleh hiu.

Badan SAR Nasional atau BASARNAS menerima peringatan dari otoritas maritim Asutralia pada Rabu dinihari yang mengatakan bahwa kapal nahas itu berada di antara Jawa dan Sumatera. BASARNAS mengirimkan dua kapal penyelamat polisi dan sebuah helicopter namun tidak menemukan apapun dan kembali ke pangkalan, kecuali AMSA yang menugaskan kapal APL Bahrain yang merespon dengan melakukan pencarian ke wilayah laut yang lebih luas.

Kapten kapal Bahrain itu mengatakan, jeritan dan peluit waspada dari para krunya seperti menjelalahi Selat Sunda dalam kegelapan.

“Kami melakukan pencarian sesuai jadwal. Pada saat saya berpikir untuk membatalkan pencarian, saya mendengar suara berisik, dan kami melihat mereka di perairan,” kata Kapten Manuel Nistorescu.

“Saya mengirimkan kru untuk menolong mereka dan itu tidak mudah…saat itu gelap.”

Dia mengatakan bahwa orang-orang yang selamat itu kelihatannya berada dalam kondisi baik, sambil menambahkan bahwa mereka menceritakan pompa untuk mengeluarkan air tidak bekerja dan mengakibatkan kapal tenggelam. "Itu yang saya pahami dari mereka,” kata dia.

Australia Hadapi Gelombang Pencari Suaka

Menteri Urusan Dalam Negeri Australia Jason Clare menyampaikan keprihatinan yang serius atas mereka yang masih hilang, termasuk diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.

“Kami punya kekhawatiran lebih banyak lagi” kata dia. „Kami tidak meremehkan bagaimana sulitnya menemukan orang di tengah samudera.“

AMSA mengatakan, para korban diharapkan dibawa ke Merak, Indonesia untuk mendapatkan perawatan. Sebuah kapal penyelamat Indonesia yang membawa para dokter bersama kapal milik kepolisian sedang menuju lokasi tempat kapal nahas itu tenggelam.

Australia menghadapi arus masuk pencari suaka yang datang dengan kapal, banyak diantaranya yang memanfaatkan Indonesia sebagai tempat transit, membayar para penyelundup manusia dan naik kapal kayu yang kemudian bocor setelah meninggalkan negara mereka.

Baru-baru ini Canberra mengatakan bahwa 300 penumpang kapal tewas saat menuju Australia tahun ini. Angkatan Laut Australia setiap hari mencegah para pencari suaka yang mengguanakan jalur laut untuk masuk.

Dua pekan lalu, Canberra mengumumkan keinginan mereka untuk mentransfer para pencari suaka ini ke Nauru dan Papua Nugini di kepulauan Pasifik sebagai bagian dari kebijakan baru yang lebih keras untuk mencegah mereka yang mencoba menyelundup masuk lewat perjalanan laut yang berbahaya.

Namun lebih dari seribu penumpang kapal datang sejak kebijakan baru dilaksanakan.

„Pesan saya kepada mereka adalah, jangan naik kapal,“ kata Clare. „Apa yang kita lihat hari ini bahwa ada resiko nyata bahwa orang bisa mati…bahwa mereka akan berakhir di dasar laut.”

afp (AB/ HP)