1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Investasi Industri Otomotif Inggris Anjlok 50 Persen

31 Januari 2019

Sejak krisis jkeuangan tahun 2008, produksi mobil di Inggris terus turun. Tapi kini Brexit membuat para produsen mobil makin pusing. Kerugian yang disebabkan Brexit bisa "menghancurkan", kata mereka.

https://p.dw.com/p/3CVlA
Großbritannien Autofabrik
Foto: picture-alliance/PA WIre/A. Gowthorpe

Investasi di industri mobil Inggris tahun lalu turun sampai 46,5 persen, kata asosiasi otomotif Society of Motor Manufacturers (SMMT) hari kamis (31/1) dalam laporan terbarunya. Inilah angka terendah yang pernah dicatat, sejak SMTT mulai mengumpulkan data-data itu.

Sejak Inggris resmi memilih keluar dari Uni Eropa dengan referendum Brexit tahun 2016, terutama kelompok-kelompok bisnis otomotif menekan pemerintah untuk melunakkan dampak ekonomi dari langkah drastis itu.

Laporan terbaru SMTT menyebutkan, produksi mobil di inggris tahun lalu turun 9,1 persen menjadi 1,52 juta kendaraan. Sejak 2016, angka itu terus merosot. Investasi di bidang industri otomotif bahkan anjlok sampai 46,5 persen. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh Brexit dan "penurunan domestik dan global," kata SMTT.

'Kehancuran permanen'

Direktur Eksekutif SMMT Mike Hawes mengatakan: "Ketidakpastian Brexit telah mengakibatkan kerusakan besar pada produksi, investasi dan pekerjaan." Namun dia menegaskan, kerusakan itu tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang akan terjadi pada Brexit tanpa perjanjian dengan Uni Eropa (No-Deal-Brexit).

Brexit yang dilaksanakan tanpa kesepakatan, akan menyebabkan "kehancuran permanen" industri otomotif Inggris, kata Mike Hawes. Tapi, seberapa pentingkah industri otomotif bagi perekonomian Inggris saat ini?

Menurut SMTT, saat ini industri otomotif mempekerjakan lebih dari 850.000 orang di Inggris, dan menyumbang 12 persen dari total ekspor barang Inggris. Jadi industri otomotif masih menjadi "bagian vital dari ekonomi Inggris," kata SMTT.

Keluarnya Inggris dari Uni Eropa merupakan pukulan besar bagi industri otomotif, karena mereka kehilangan akses ke pasar tunggal Uni Eropa. Apalagi jika benar-benar terjadi No-Deal-Brexit, situasi akan lebih parah. Sebuah laporan pemerintah Inggris dari bulan November mengatakan, Brexit tanpa kesepakatan berpotensi menurunkan perekonomian sampai 9,3 persen.

hp/rzn (rtr, afp)