1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kasus Peyelundupan Anak-anak Yatim Piatu Haiti

31 Januari 2010

Gempa bumi yang mengguncang Haiti 12 Januari lalu menimbulkan tragedi baru. 33 anak yatim piatu hendak diselundupkan keluar Haiti. Demi kelancaran penyaluran bantuan PBB mendirikan pos pembagian barang untuk perempuan.

https://p.dw.com/p/Lo02
Anak-anak yaitum piatu di HaitiFoto: AP

Gempa bumi di Haiti menimbulkan tragedi baru. Sepuluh warga AS ditahan dengan tuduhan menculik 33 anak berusia antara dua bulan sampai 12 tahun. Anak-anak itu hendak diselundupkan keluar dari Haiti. Demikian Menteri Kesejahteraan Sosial Haiti Yves Christallin di Port-au-Prince menjelaskan.

Christallin memaparkan, bahwa warga AS dan anak-anak itu berhasil ditemukan di dekat perbatasan dengan Republik Dominika, kemudian dibawa ke ibukota Haiti Port-au-Prince. Menurut Christallin, warga AS itu bekerja untuk organisasai kemanusiaan AS „New Life Children's Refuge“. Juru bicara „New Life Children's Refuge“, Laura Silsby mengatakan dalam wawancara di kantor polisi di pelabuhan udara Port-au-Prince, anak-anak itu dipilih oleh seorang pendeta Haiti bernama Jean Sanbil. Ia juga menjelaskan, organisasinya tidak mengajukan izin untuk dapat membawa anak-anak itu keluar dari Haiti,. Apapun motoviasinya, mereka melanggar undang-undang Haiti. Karena hanya Kementerian Kesejahteraan Sosial Haiti yang berhak memutuskan bagi anak-anak yaitum piatu dibawah umur untuk dapat meninggalkan Haiti, tutur Christallin

Sejumlah kantor berita melaporkan, organisasi tersebut menulis di situs internetnya, bahwa seratus anak Haiti akan diselamatkan dan akan dibawa ke pulau Hispaniola untuk sementara. Hispaniola terletak di Karibia dan merupakan kepunyaan Haiti sekaligus Republik Dominika. Organisasi itu meminta sumbangan untuk pembangunan sebuah rumah yatim piatu.

Badan urusan anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF, mengkhawatirkan, sejumlah anak yaitum piatu Haiti diculik oleh sindikat perdagangan anak dan dikirim ke Eropa dan AS untuk diadopsi. Demi keselamatan anak yatim piatu di Haiti, UNICEF telah melancarkan aksi dengan mendaftarkan nama anak-anak yatim. Jumlah anak yaitum piatu di Haiti atau yang terpisah dari orang-tuanya diperkirakan mencapai setengah juta anak.

Pemerintah Haiti menyatakan, untuk sementara ini tidak akan memberikan izin mengadopsi anak. Sejak Haiti diguncang gempa bumi 12 Januari lalu sejumlah besar anak menjadi yatim piatu. Sebagian dari mereka belum jelas apakah orang-tuanya masih hidup atau tidak, demikian ungkap Menteri Penerangan Haiti Marie Laurence Jocely-Lasseque.

Disamping itu, hingga kini penyaluran bantuan masih mengalami kesulitan. Terutama karena orang-orang yang mengantri di pos pembagian barang saling berebut. Karena sering didesak oleh laki-laki yang menggunakan kekerasan, badan bantuan pangan PBB, WFP, mendirikan pos pembagian barang khusus untuk perempuan. Juru bicara WFP Marcus Prior mengatakan, „dengan sistem ini kami mengharapkan penyaluran bantuan dapat berjalan lebih cepat dan lancar dan benar-benar mencapai orang-orang yang membutuhkannya.“

AN/AG/ap/afp/dpa