1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebiasaan Merokok di Negara Berkembang

17 Agustus 2012

40 persen pria di negara berkembang merokok atau mengkonsumsi tembakau. Sementara perempuan yang mulai merokok bertambah muda. Hasil studi internasional menyimpulkan "skema membahayakan“ konsumsi tembakau.

https://p.dw.com/p/15rgb
Ein Mann raucht am spaeten Montagabend, 9. Februar 2009, im Raucherzimmer einer Gaststaette in Hamburg eine Zigarette. In der Hansestadt beraten die Parteien ueber ein absolutes Rauchverbot in allen Gaststaetten. (ddp images/AP Photo/Fabian Bimmer) --A man smokes a cigarette in the smoking lounge of a pub in Hamburg, pictured on late Monday, Feb 9, 2009. (ddp images/AP Photo/Fabian Bimmer)
Foto: AP

Meskipun upaya anti merokok digencarkan di seluruh dunia, kebanyakan negara berkembang memiliki angka berhenti merokok yang rendah. Demikian menurut hasil studi yang dipublikasikan jurnal kesehatan The Lancet, Jumat (17/08).

Studi di 16 negara yang meliputi penduduk sebanyak tiga milyar jiwa, menemukan 48,6 persen total penduduk pria dan 11,3 persen penduduk perempuan, mengkonsumsi tembakau. Terutama di negara-negara ekonomi lemah anak perempuan yang merokok dalam usia dini makin meningkat dan seringkali pada usia yang sama dibanding dengan anak laki-laki.

Data tersebut berasal dari studi kebiasaan merokok di antara warga berusia di bawah 15 tahun yang dilakukan di Bangladesh, Brasil, Cina, Mesir, India, Meksiko, Filipina, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay dan Vietnam. Demikian pula di Inggris, Polandia, Rusia dan Amerika Serikat, yang dilakukan antara tahun 2008 hingga 2010.

A member of the community in traditional decoration, smoking a pipe. Copyright: DW/Sam Cowie Juni, 2012
Kebiasaan merokok sudah mentradisi di BrasilFoto: DW/S.Cowie

Studi itu mencakup kebiasaan merokok demikian pula mengunyah tembakau serta menghisap tembakau (snuff).

Angka teratas konsumsi tembakau adalah Rusia, dimana 39,1 persen penduduk di atas usia 15 tahun mengkonsumsinya. Disusul Turki (31,2 persen), Polandia (30,3 persen), Filipina (28,2 persen) dan Cina dengan 28,1 persen.

Sementara di Inggris konsumsi tembakau tercatat 21,7 persen dan di Amerika Serikat 19,1 persen.

Rauchen verboten Schild No Smoking sogmiller #23090683
Tanda dilarang merokokFoto: Fotolia/sogmiller

Perbedaan Kebiasaan Merokok dan Upaya Pelarangan

Ada perbedaan besar angka kebiasaan merokok bila ditinjau dari segi jender dan bangsa, demikian pula dari segi akses melaksanakan upaya anti merokok yang efektif.

Meskipun sejak tahun 2008, pelaksanaan kebijakan pengawasan tembakau paling efektif sudah meliputi 1,1 milyar orang, masih ada 83 persen populasi penduduk dunia yang belum menerapkan dua atau tiga hal dari kebijakan ini. Demikian dikatakan Gary Giovino dari Universitas Buffalo di New York, yang memimpin studi tersebut.

Parameter upaya kebijakan tersebut juga termasuk larangan merokok di tempat umum, melarang iklan rokok yang mencolok, dan meminta tanda gambar peringatan kesehatan lebih besar pada kotak rokok.

epa03362016 A generic plain packaged cigarette pack is displayed during a press conference at Parliament House in Canberra, Australia, 15 August 2012. The High Court of Australia today rejected the legal challenge by tobacco companies against Australia's plain packaging of tobacco laws. Australia's highest court ruled on 15 August 2012 it was legal for the government to make tobacco companies package cigarettes without prominent branding. The High Court found the latest anti-smoking legislation did not break laws requiring 'the acquisition of property on just terms'. It was a test case watched in Britain, Canada and New Zealand where there is pressure to follow the lead in further restricting tobacco advertising. World-first laws requiring almost identical olive-green packs with large, graphic health warnings were passed in 2011 and are to take effect in December 2012. EPA/LUKAS COCH AUSTRALIA AND NEW ZEALAND OUT
Peraturan bungkus rokok baru di AustraliaFoto: picture-alliance/dpa

Hasil studi tersebut terungkap tidak lama setelah perusahaan-perusahan tembakau besar dunia seperti British American Tobacco, Imperial Tobacco, Philip Morris dan Japan Tobacco kehilangan hak menampilkan logo merknya di Australia pekan ini, setelah dikeluarkannya peraturan tampilan kemasan rokok yang netral di negara itu.

DK/VLZ (afp, rtr)