1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekisruhan Informasi Mengenai Serangan Udara Kunduz

10 Desember 2009

Laporan-laporan terbaru media meragukan kebenaran informasi mengenai latar belakang serangan udara di Kunduz yang diungkapkan Menteri Guttenberg.

https://p.dw.com/p/KzVn
Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg mendapat kecaman bertubi-tubi dari media dan kubu oposisi Jerman terkait serangan udara di Kunduz September lalu.
Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg mendapat kecaman bertubi-tubi dari media dan kubu oposisi Jerman terkait serangan udara di Kunduz September lalu.Foto: AP

Surat kabar Jerman, Bild, melansir laporan mengutip sumber kalangan militer Jerman yang mengatakan bahwa pasukan khusus Jerman terlibat dalam serangan udara di Kunduz, September silam, yang juga menewaskan sejumlah warga sipil itu.

Kolonel Georg Klein, yang bertanggung jawab atas keamanan pangkalan militer Jerman dekat Kunduz, dilaporkan melakukan konsultasi dengan lima perwira lainnya sebelum memerintahkan serangan udara tersebut. Kelima perwira tersebut tergabung dalam “Satuan Tugas 47“. Pasukan khusus dengan sandi “Satuan Tugas 47“ dilaporkan merupakan bagian dari komando khusus militer Jerman, KSK.

Pada tengah malam menjelang 3 September 2009, Kolonel Klein menerima laporan pertama dari informan yang tidak disebutkan namanya mengenai dua truk tanki yang dibajak Taliban, dekat pangkalan militer Jerman di Kunduz.

“Satuan Tugas 47“ kemudian menyiapkan operasi pembersihan menggunakan pesawat pembom Amerika B1-B. Para pilot pesawat pembom menemukan dua truk tanki tersebut 90 menit setelah pencarian dimulai, sekitar enam kilometer dari pangkalan militer Jerman.

Pada tanggal 4 September, setelah menerima konfirmasi dari informan bahwa setidaknya empat anggota Taliban terlibat dalam pembajakan truk tanki tersebut, Kolonel Klein memerintahkan dilancarkannya serangan udara.

Menanggapi pemberitaan harian Bild, Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg menginginkan berakhirnya politik informasi yang kacau balau di dalam lingkungan kementriannya. Zu Guttenberg menyatakan akan bekerja sama dengan parlemen Jerman, untuk mengungkap insiden serangan udara di Kunduz, katanya di parlemen Jerman sepekan yang lalu.

Lebih lanjut Guttenberg mengatakan, "Rekan-rekan yang terhormat, saya berjanji pada parlemen sepenuhnya, dalam kaitannya dengan insiden di Kunduz dan secara umum mandat di Afghanistan, akan terbuka dan transparan dan saya juga akan terus menanganinya, juga dengan memandang pada komisi penyelidik. Saya berkepentingan adanya kejelasan mengenai insiden ini."

NATO telah menginterogasi para perwira Jerman, termasuk Kolonel Klein, mengenai kebenaran rincian serangan tersebut dan juga identitas informan. Namun hingga saat ini informasi mengenai hal itu masih dirahasiakan.

Menurut pemberitaan harian Bild, mantan Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung sudah mengetahui keterlibatan KSK dalam serangan itu, namun tidak mengungkapkan informasinya.

Jung terpaksa mengundurkan diri dari jabatan barunya, menteri tenaga kerja, bulan lalu ketika dirinya terbukti menutupi informasi adanya korban tewas warga sipil dalam serangan tersebut. Panglima militer Jerman, Wolfgang Schneiderhahn juga menyatakan mundur dari jabatannya sebagai konsekuensi dari kasus tersebut.

Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg awalnya menyebut serangan udara tersebut “sesuai prosedur militer“. Namun tiga pekan setelahnya Guttenberg di depan parlemen meralat pernyataan tersebut.

Hingga saat ini, pihak kementrian pertahanan Jerman, termasuk Menteri Guttenberg, belum membenarkan laporan mengenai keterlibatan pasukan komando khusus Jerman dalam perintah serangan udara itu. Juru bicara Guttenberg mengatakan saat ini kementrian pertahanan masih menyelidiki peranan “Satuan Tugas 47“ dalam serangan itu.

Wolfgang Gehrcke, Ombudsman Partai Kiri dalam komisi pertahanan di parlemen Jerman, meragukan pernyataan menteri pertahanan. Gehrcke mengatakan, jika Guttenberg tidak mengetahui keterlibatan pasukan komando khusus dalam serangan di Kunduz, maka kredibilitasnya sebagai menteri diragukan. Gehrcke menyebutkan jika Guttenberg mengetahui kasus tersebut, berarti ia membohongi parlemen.

Heiner Kiesel/Luky Setyarini

Editor: Agus Setiawan