1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekuatan Militer Cina

18 April 2007

Apakah Cina adalah bangsa yang cinta damai atau negara yang diam-diam berminat menjadi negara adidaya militer? Tahun ini Cina meningkatkan secara masif anggaran belanja militernya.

https://p.dw.com/p/CItK
PM Cina Wen Jiabao
PM Cina Wen JiabaoFoto: AP

Tentara Pembebasan Rakyat Cina sudah menjadi bagian dari pemandangan sehari-hari di negara itu. Dengan memakai seragam yang rapi mereka terlihat di mana-mana, sedang duduk di warung di pinggir jalan, naik sepeda atau pun sedang siap menyambut tamu di depan gedung pemerintah. Cina saat ini punya sekitar 2, 2 juta tentara. Tahun ini, menurut keterangan resmi, anggaran militer dinaikkan sekitar 18 persen atau senilai 35 juta Euro. Tetapi, Amerika Serikat menuduh Cina tidak menyebutkan jumlah sebenarnya. Pentagon memperkirakan, jumlahnya adalah tiga kali lipat dari yang dinyatakan. Perdana Menteri Cina Wen Jiabao menepis tuduhan itu: „Anggaran militer kami relatif kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Tidak hanya sejumlah negara industri yang punya anggaran militer yang lebih besar, tetapi juga beberapa negara berkembang.“

Para pengeritik mengkhawatirkan, Cina dapat menggunakan budget militernya untuk menyerang Taiwan. Dua tahun yang lalu Cina mengesahkan Undang-Undang antipemisahan Taiwan dari kedaulatannya. UU itu mengijinkan Cina melancarkan serangan ke Taiwan, jika negara itu menyatakan melepaskan diri dari Cina. Untuk meredam kecurigaan dunia, pemerintah di Beijing tahun lalu mengeluarkan sebuah buku putih yang mencantumkan pengawasan senjata dan peningkatannya. Buku itu juga memuat tujuan damai Cina dan pernyataan bahwa dalam sebuah konflik, Cina tidak akan menjadi negara pertama yang menggunakan senjata nuklir. Perdana Menteri Wen Jiabao: „Politik pertahanan kami hanya untuk pertahanan. Jumlah pasukan bersenjata yang terbatas hanya untuk pengamanan negeri, untuk mengamankan kedalautan negara ini.“

Untuk meningkatkan kapasitas persenjataannya, Cina kini lebih mencurahkan perhatiannya pada teknologi canggih, ketimbang menambah jumlah tentaranya.

Di angkatan laut, negara itu menginvestasi dalam sistem persenjataan moderen yang dikendalikan dengan komputer. Selain itu Cina juga mengembangkan teknik satelitnya. Para jenderal Cina sadar bahwa perang masa kini dimenangkan melalui peralatan semacam itu. Januari lalu, Cina menghancurkan sebuah satelit cuaca di angkasa luar dengan menembaknya dari bumi. Kritik berdatangan dari komunitas internasional. Wen Jiabao: „Cina melakukan ujicoba satelit di ruang angkasa dan tidak menyerang atau pun mengancam negara lain serta tidak melanggar peraturan internasional. Cina selalu memperhatikan tujuan damai luar angkasa. Kami menentang lomba senjata di luar angkasa.“

Namun, ujicoba itu jelas-jelas menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sebuah negara menghancurkan satelit dengan menembakkan roket ke orbit bumi. Dengan ujicoba tersebut, Cina pamer bahwa negaranya siap untuk melaksanakan perang di ruang angkasa dan dapat menghancurkan satelit lawannya.