1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kelahiran Bintang Baru

22 Agustus 2013

Teleskop radio raksasa ALMA di Chili berhasil merekam proses dramastis kelahiran bintang yang berlokasi sejarak 1400 tahun cahaya dari bumi. Cahaya bayi bintang terlihat menerangi awan antarbintang.

https://p.dw.com/p/19UUn
This image made available by the European Southern Observatory on Tuesday, Aug. 20, 2013 using radio and visible light frequencies shows the Herbig-Haro object HH 46/47. The orange and green, lower right, of the newborn star reveal a large energetic jet moving away from the Earth, which in the visible is hidden by dust and gas. To the left, in pink and purple, the visible part of the jet is seen, streaming partly towards the Earth. Astronomers say these illuminated jets from the newborn star are spewing out faster than ever measured before and are more energetic than previously thought. (AP Photo/ESO/ALMA (ESO/NAOJ/NRAO)/H. Arce, Bo Reipurth)
Herbig-Haro - Geburt eines SternsFoto: picture-alliance/AP

Hasil rekaman menunjukkan pancaran materi yang dilepaskan "bayi bintang" dengan kecepatan luar biasa yang bercahaya saat menabrak gas serta debu antariksa di sekitarnya. Bintang baru yang belum diberi nama itu ini letaknya 1400 tahun cahaya dari bumi di rasi bintang Vela.

Awan gas bercahaya di seputar bintang baru itu diberi nama Herbig-Haro, gabungan nama pakar astronomi dari Amerika Serikat dan Meksiko. George Herbig dan Guillermo Haro sekitar 50 tahun lalu, secara simultan menemukan sejumlah awan nebula kompak yang memancarkan cahaya.

Pada tahun 80-an diketahui, pancaran materi itu adalah plasma yang terionisasi, yang melesat dengan kecepatan hingga 1000 kilometer per detik, dari bintang yang baru lahir. Hingga kini, sudah terlacak 300 obyek Herbig-Haro di jagat raya.

Keunikan bintang baru

Pakar astronomi mengatakan, bintang baru yang ditemukan di rasi Vela itu cukup unik. Terutama terkait kecepatan pancaran materi yang mencapai 144.000 km per jam, atau empat kali lebih cepat dari observasi semburan karbon monoksida sebelumnya. Penemuan ini bisa membantu para peneliti untuk lebih memahami proses kompleks saat kelahiran bintang.

Obyek baru yang sementara diberi nama Herbig-Haro 46/47 (HH 46/47) yang diproduksi teleskop ALMA menunjukan dua pancaran jet materi yang dilepas oleh "bayi bintang". Satu diantaranya belum pernah terdeteksi sebelumnya. Satu jet pada sisi kiri foto yang berwarna merah muda dan ungu tampak mengarah ke bumi, sementara jet warna oranye dan hijau di sisi kanan menjauh dari bumi.

ALMA Super Teleskop in Chile
Teleskop ALMA di ChiliFoto: picture-alliance/dpa

"Sistem ini mirip dengan kebanyakan bintang dengan massa ringan yang terisolasi, saat pembentukan dan kelahirannya," ujar Diego Mardones, pakar astronomi yang turut bertanggung jawab atas penemuan teleskop ALMA. "Tapi juga tidak lazim, karena pancaran tabrakan materi yang dilepaskan di satu sisi, keluar dari awan melalui sisi yang lain. Ini sistem yang sempurna untuk mempelajari impak tabrakan badai bintang saat pembentukan bintang tersebut."

Butuh Waktu Lama

Teleskop ALMA membutuhkan lima jam untuk memperoleh hasil tersebut. Foto-foto sebelumnya diambil oleh teleskop lain tidak berhasil menangkap semburan jet yang kedua (oranye dan hijau) karena tertutupi debu antariksa di sekitar bintang.

Teleskop radio ALMA senilai $1,3 milyar adalah gabungan 66 teleskop radio yangmenjadi salah satu telekop tercanggih di dunia. Setiap piring teleskop lebarnya 12 meter dan beratnya mencapai 115 ton. Gabungan teleskop ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat penampakan benda angkasa yang tidak terlihat karena tertutup gas dan debu antariksa.

vlz/as (ap, afp)