1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Nasib Keluarga Pesawat MH370?

8 Maret 2015

8 Maret 2014 pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan 239 penumpang hilang dalam penerbangan Kuala Lumpur - Beijing. Bagaimana keluarga korban menjalani hidup di tengah ketidakpastian?

https://p.dw.com/p/1D7X8
Foto: Reuters

“Mereka terpaksa menerima kenyataan itu," hanya itu yang dapat dikatakan Tan Chi Law tentang dua keponakannya. Kedua anak yang beranjak remaja itu merupakan anak-anak penumpang Malaysia Airlines MH370 yang tahun lalu.

Tan mengatakan keponakannya, masing-masing berusia 15 dan 11 tahun telah kembali bersekolah, tetapi mereka harus menjalani konseling setiap dua minggu sekali, untuk membantu mereka mengatasi rasa kehilangan atas orang tuanya: Chen Weihoing dan Tan Sioh Peng. Mereka sekarang tinggal bersama bibinya, di pinggiran Kuala Lumpur.

"Saudara selalu mengunjungi mereka pada akhir pekan untuk menemaninya," kata Law. "Yang bungsu nampaknya paling terpengaruh. Ia selalu bertanya tentang ibu dan ayahnya. Yang sulung lebih tenang, mungkin ia mencoba menyembunyikan emosinya dan agar terlihat kuat bagi adiknya."

Tan Chi Law mengatakan ia senang bahwa pencarian pesawat itu tetap dilakukan: "Mereka seharusnya tidak berhenti mencari pesawat." Seperti keluarga Tan, para kerabat penumpang pesawat hilang lainnya pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang yang mereka kasihi.

Pesawat Boeing 777 naas itu menghilang satu jam setelah lepas landas dari Kuala Bandara Internasional Lumpur pada tanggal 8 Maret 2014, dalam perjalanan ke Beijing. Pencarian besar-besaran telah dilakukan dengan melibatkan beberapa negara untuk menemukan jejak pesawat.

Berbagi perasaan

Maira Elizabeth Nari, berusia 18 tahun, merupakan putri seorang kru MH370 terus dirinya sibuk mempersiapkan ujian akhir sekolah. "Hidup memiliki pasang surut," katanya baru-baru ini di Kuala Lumpur, dalam pertemuan yang dihadiri oleh kerabat penumpang yang hilang dan pejabat pemerintah yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Nari mengatakan Muhyiddin mendorong adiknya, Malcolm yang amsih berusia 13 tahun agar belajar keras untuk menjadi pilot.

Sedangkan Intan Maizura Othman, 34 tahun usianya merupakan istri pramugara penerbangan MH370. Ia berbagi kisah kini sibuk mengurus anaknya yang masih berusia 3 bulan dan seorang putrinya yang berumur 5 tahun. Intan, yang juga seorang pramugari mengatakan ia telah mencari konseling untuk putrinya, yang sering bermimpi tentang ayahnya. "Ketika dia bangun, dia akan mulai menangis dan aku kehabisan akal bagaimana menangani dia," katanya.

Sementara Lai Chien Mei, sepupu penumpang MH370 Chang Mei Ling, mengatakan ia dan keluarganya terus menghibur orang tua korban atas hilangnya putri mereka: "Ayah dan ibu Mei Ling berumur akhir 70-an mereka. Anak-.anak lainnya mencoba untuk menyibukkan mereka dengan mengunjungi pasangan lansia itu secara teratur atau jalan-jalan. Tapi kesedihan itu tetap tak berkurang," katanya kepada kantor berita DPA.

ap/ml (ap/dpa)