1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kembali, Dua Pegiat HAM Chechnya Dibunuh

11 Agustus 2009

Dua pegiat hak asasi manusia kembali ditemukan tewas dekat ibukota Chechnya, Grozny. Jenazah Sarema Sadulajeva dan suaminya ditemukan dengan luka tembakan di bagian kepala dan dada, di dalam mobil.

https://p.dw.com/p/J7mc
ChechnyaFoto: picture-alliance / akg-images

Baru dua puluh tahun usia Zarema Sadulajeva. Ia merupakan pimpinan dari lembaga swadaya masyarakat “Mari Selamatkan Generasi”, yaitu sebuah lembaga yang menangani remaja korban ranjau darat dan bekerja di bawah penugasan Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk bidang anak-anak UNICEF. LSM ini menyalurkan bantuan bagi anak-anak dan remaja yang di negara mereka tidak dapat memperoleh penanganan medis yang diperlukan.

Pembunuhan terhadap Sadulajeva manambah panjang daftar kekerasan terhadap pegiat HAM di Chechnya. Sebelumnya aktivis HAM Murad Murradov juga ditemukan tewas, setelah ditahan tahun 2005, dalam operasi anti terorisme di Grozny. Mitra kerja Sadulajeva menceritakan aktivis HAM itu dan suaminya pada hari Senin sore (10/08) diculik oleh sekelompok pria bersenjata dari kantornya. Dalam sebuah wawancara di televisi Ludmilla Alexajeva mengisahkan pembunuhan itu sukar dibayangkan:

“Sekitar pukul 14, lima lelaki memasuki kantornya di jalan Majakovski. Dua orang berpakaian sipil, tiga lainnya mengenakan seragam. Mereka datang dengan mobil dinas. Semuanya memakai topeng.”

Sadulajeva baru saja menikah. Suaminya Alek Jabrailov sangat mendukung kerja yang dilakukan Sadulajeva di organisasi bantuan itu. Spiral kekerasan terus melilit para aktivis HAM Chechnya. Menurut catatan badan HAM “Memorial” tahun lalu saja terjadi 42 kasus penculikan aktivis.

Alexander Cherkassov dari LSM Memorial mengatakan banyak orang di Chechnya kini ketakutan. Takut terhadap pembunuh gelap yang kerap meneror di jalanan.

“Teror ini mengerikan. Pembunuhan dan penculikan dilakukan di siang bolong. Tentu ini menimbulkan kepanikan di Chechnya. Saksi mata takut untuk melaporkan ke polisi. Ini menunjukan betapa besarnya rasa takut yang dirasakan.”

Baru pertengahan Juli lalu, pegiat HAM Natalya Estemirova ditemukan tewas di jalana setelah bebrapa jam sebelumnya diculik. Perempuan berusia 50 tahun itu dikenal sebagai kawan dekat dari wartawan kritis Rusia mendiang Anna Politkovskaya dan bekerja di badan HAM Memorial. Organisasi itu menuding Presiden Chechnya Kadyrov yang pro Kremlin berada di balik aksi pembunuhan itu. Namun Kadyrov membantahnya dan malah mengatakan bahwa aktivis HAM tersebut tidak punya hati nurani, moral an sopan santun. jasa dan sopan santun.” kKmatian Estemirova sudah sebulan berlalu, namun hingga kini siapa pelakunya pun tidak diketahui.

Heide Rasche / Ayu Purwaningsih

Editor : Dewi Gunawan